Sabtu 19 Jan 2013 20:59 WIB

Sekolah Islam Terpadu Lakukan Transformasi Pendidikan

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Heri Ruslan
Siswa-siswi Sekolah Islam Terpadu menolak kehadiran Lady Gaga
Foto: jsit
Siswa-siswi Sekolah Islam Terpadu menolak kehadiran Lady Gaga

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Sekolah-sekolah Islam terpadu (SIT) di Yoyakarta melakukan transformasi pendidikan berbasis pembinaan karakter.

Melalui musyawarah wilayah (musywil) yang diselenggarakan di gedung aula SMPIT Abu Bakar Yogykarta, Sabtu (19/1), jaringan sekolah tersebut merumuskan program pembelajaran serta pembinaan komunikasi guru.

Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), Sumedi mengatakan, pihaknya akan merubah status SIT dari good school menjadi great school. Karena itu, perlu adanya perubahan teknis dari segi penyampaian materi dan kurikulum.

''Kami memang mengacu pada kurikulum nasional, namun kami juga mempunyai kurikulum standar JSIT,'' kata Sumedi pada Republika di sela-sela kegiatan Muswil tersebut, Sabtu (19/1).

Menurutnya, kurikulum baru yang tengah disosialisasikan oleh Kemenerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), sudah sejak awal diterapkan oleh SIT DIY. Pasalnya, selain materi pembelajaran, dia menilai, pembinaan karakter merupakan poin terpenting yang perlu diajarkan.

Sekertaris Yayasan SDIT Lukman Al-Hakim, Rahman Sudiyo menyatakan, berbeda dengan sekolah umum lainya, di sekolah yang dia bina tersebut, setiap pelajaran sudah mempunyai muatan pendidikan karakter. Dengan begitu, kepribadian siswa dapat dibangun bukan hanya dalam pada pelajaran moral semata.

''Hal semacam itu yang kami sebut, integrasi pembelajaran,'' kata Rahman.

Muswil tersebut dihadiri oleh 152 peserta yang merupakan para kepala serta wakil kepala sekolah dari 76 SIT di seluruh wilayah DIY. Dalam acara tersebut Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Pemerintah Provinsi DIY berkesempatan membuka kegiatan per tiga tahun itu

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement