Selasa 08 Jan 2013 17:26 WIB

Dahlan: Ada Perpecahan di Pandawa Lima Putra Petir

Tucuxi, a ferrari-like prototype of electric car, performs in Bung Karno Stadium, Jakarta. The car is crashed during the test-drive by Minister of State-Owned Enterprises, Dahlan Iskan, in Solo. (file photo)
Foto: Antara/Andika Wahyu
Tucuxi, a ferrari-like prototype of electric car, performs in Bung Karno Stadium, Jakarta. The car is crashed during the test-drive by Minister of State-Owned Enterprises, Dahlan Iskan, in Solo. (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan telah terjadi perpecahan di antara lima ahli mobil listrik "Pendawa Putra Petir" akibat perbedaan pendapat soal teknologi yang diadopsi.

"Terjadi perbedaan, yang mengakibatkan ada yang tidak sejalan di antara mereka," kata Dahlan saat memberi keterangan pers soal uji coba Tucuxi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, ke lima putra terbaik bangsa tersebut yaitu Dasep Ahmadi, Danet Suryatama, Ravi Desai, Mario Revaldi, dan Ricky. Lima orang ini merupakan hasil seleksi dari lebih seribu orang yang mendukung lahirnya mobil listrik nasional.

Ke lima orang dengan masing-masing keahlian dan berpengalaman mengembangkan mobil listrik di luar negri itu diminta kembali ke Indonesia untuk membangun industri otomotif nasional.

Dasep Ahmadi, engineer lulusan ITB dan pendidikan luar negeri sudah lama berada di industri mobil. Danet Suryatama, engineer lulusan ITS dengan gelar doktor dari Michigan USA, sudah lebih 10 tahun menjadi engineer di pabrik mobil AS.

Selanjutnya, Ravi Desai, lahir dan lulusan Gujarat ahli dalam energi dan menekuni konversi energi. Mario Rivaldi, lulusan Inggris dan Jerman yang pernah di ITB spesialis menciptakan sepeda motor listrik.

Ricky, lulusan Jepang ahli perancang teknologi motor listrik yang beberpa temuannya sudah dipatenkan di Jepang.

Namun dalam pengembangan mobil listrik itu terjadi perbedaan antara Danet yang menciptakan Tucuxi mobil listrik kategori mewah, dengan Dasep Ahmadi pencipta mobil listrik kategori kecil yang dinamakan Achmadi Evina.

"Ada perbedaan teori, di mana mobil Dasep menggunakan teknologi "gear box" atau transmisi sistem utama pemindah tenaga, sedangkan Danet tidak mengunakan "gear box," ujarnya.

Perbedaan tersebut semakin mengemuka ketika pada Sabtu (5/1), terjadi peristiwa kecelakaan mobil listrik "Ferrari" Tucuxi yang menabrak tebing di Plaosan, Magetan, Jawa Timur.

"Kecelakaan yang terjadi saat melintasi turunan di kawasan Gunung Lawi itu lebih karena mobil listrik Tucuxi tidak dilengkapi dengan "gear box", sehingga kekuatan rem tidak dapat menahan beban berat dari kendaraaan itu," tegas Dahlan.

Ia menambahkan, saat uji coba mobil Achmadi juga mengalami kendala namun lebih pada baterai, seperti ketika dilakukan pengetesan pada rute Depok-Jakarta, dan Jakarta-Bogor.

Kelemahan pada Tucuxi lebih pada masalah ketidakmampuan dalam mengalahkan medan tanjakan dan turunan tajam seperti yang terjadi di Plaosan, Magetan.

Meski demikian, Dahlan mengatakan dirinya tidak berupaya memutuskan hubungan dengan Danet. "Jika Danet memproduksi mobil listrik dengan menggunakan "gear box" mungkin tetap akan saya pesan," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement