Rabu 08 Aug 2012 15:09 WIB

Hidayat Minta Jokowi tidak Sebarkan Fitnah Soal Dukungan

Hidayat Nur Wahid saat mengunjungi Hutan Kota Srengseng
Foto: hidayatdidik.net
Hidayat Nur Wahid saat mengunjungi Hutan Kota Srengseng

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan calon gubernur DKI dari Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nurwahid mengatakan, dukungan pada putaran kedua Pilkada DKI 2012 sama sekali tidak terkait dengan uang atau yang biasa disebut mahar.

"PKS akan memberikan dukungan kepada calon yang berani merealisasikan kontrak politik yang disodorkan oleh PKS. Bukan mengenai uang," ujar Hidayat Nurwahid di Jakarta, Rabu (8/8).

Pernyataan Hidayat itu sekaligus membantah pernyataan Koordinator Rekrutmen, Pelatihan, Monitoring dan Pengamanan Suara Jokowi-Ahok, Denny Iskandar, yang mengatakan PKS akan mendukung pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) karena ada tawaran uang dari Foke. "Itu kabar yang tendesius dan tidak berdasarkan pada fakta yang ada," kata Hidayat.

Mantan Presiden PKS itu juga meminta agar Jokowi dan tim suksesnya tidak membuat berita-berita yang memberikan sinyal negatif. "Itu fitnah dan harus segera dikoreksi oleh tim Jokowi," katanya.

Menurut dia, dengan adanya berita itu membuat citra Jokowi beserta timnya menjadi rusak di mata PKS, karena dinilai telah merendahkan PKS karena memposisikan diri PKS bisa dibeli dengan uang. Dia menjelaskan, partainya akan memilih pasangan yang berani menjalankan kontrak politik yang disodorkan partainya.

"Jadi faktanya, PKS didatangi oleh Foke dan Jokowi karena memang sewajarnya, mengingat suara PKS yang tinggi," kata dia.

Apalagi, kata dia, di DPRD DKI Jakarta, PKS memperoleh 18 kursi. Jadi siapapun yang terpilih menjadi Gubernur DKI akan menjalin komunikasi dengan PKS agar program-programnya terlaksana.

Beberapa kontrak politik yang disodorkan PKS ke pasangan Foke-Nara adalah mengubah cara komunikasi yang lebih prorakyat, reformasi birokrasi dan mencegah korupsi dan berani melakukan perubahan sesuai dengan program yang disuarakan pasangan Hidayat-Didik.

Sedangkan kontrak politik untuk Jokowi-Ahok adalah berkomitmen menjalankan amanah hingga 2017, kebijakan yang berkeadilan dan tidak merugikan kepentingan umat Islam di Jakarta dan merealisasikan program-program yang disuarakan pasangan Hidayat-Didik.

PKS belum menentukan kemana akan memberikan suara pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Sejumlah pengurus PKS mengatakan akan mengumumkannya sebelum lebaran.

Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan diselenggarakan 20 September dan diikuti dua pasang calon, yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement