Senin 22 Oct 2012 19:53 WIB

Jurnalisme Online Jadi Primadona

Kuliah Online (ilustrasi)
Kuliah Online (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Hidup di zaman modernisasi ini teknologi sudah menjadi kebutuhan dasar untuk berbagai lapisan masyarakat. Karena teknologi menawarkan kemudahan dan kecepatan, maka banyak masyarakat yang beralih dari media yang masih manual ke media yang serba menggunakan internet.

Dari sekian banyaknya social network (internet) yang bisa jadi media komunikasi, kini muncul gebrakan baru dari para jurnalis-jurnalis untuk menyampaikan beritanya lewat media internet yakni jurnalisme online.

Jurnalisme online adalah kegiatan penyampaian informasi melalui media online atau internet. Kamus bebas Wikipedia mendefinisikan jurnalisme online sebagai ”pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet” (reporting of facts produced and distributed via the Internet). Senior Editor Online Journalism Review, J.D Lasica pernah menulis bahwa blog juga merupakan salah satu bentuk jurnalisme dan bisa dijadikan sumber untuk berita.

Melihat sejarahnya Jurnalisme online lahir pada tanggal 19 Januari 1998, ketika Mark Druge membeberkan cerita perselingkuhan presiden Amerika Serikat Bill Clinton dan Monica Lewinsky. Waktu itu Drugde hanya berbekal laptop dan modem, langsung menyiarkan berita tentang skandal itu lewat internet. Semua yang mengakses internet, bisa tahu rincian cerita tentang skandal Bill Clinten tersebut.

Ciri khusus jurnalisme online dapat dilihat dari kecepatan penyajian informasinya, dan dapat di publikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Sedangkan karakteristik tulisan berita biasanya berbentuk langsung pada intinya (straight news) ringkas, pendek, padat.

Keunggulan yang bisa kita peroleh dari jurnalisme online adalah akses yang disajikan dengan gratis, komunikasi yang berjalan interaktif karena kita bisa berinteraksi dengan cepat melalui fitur komentar, message, dan suara pembaca. Sedangkan jurnalisme tradisional (Koran, majalah, tabloid) masih berbayar dan butuh waktu beberapa hari untuk menampilkan respons dari pembacanya (feedback). Maka tak heran kini jurnalisme tradisional juga sudah muncul lewat media online berbentuk e-paper (electronic paper).

Keunggulan jurnalisme online secara detail dikemukakan James C Foust dalam bukunya, online journalism: Principles and Practices of News for the Web (2005):

1.    Audience Control (audiens lebih leluasa dalam memilih berita)

2.    Nonlienarity (tiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri atau tidak berurutan)

3.    Storage and retrieval (berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah)

4.    Unlimited Space (memungkinkan jumlah berita jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya)

5.    Immediacy (cepat dan langsung)

6.    Multimedia Capability (bisa menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya)

7.    Interactivity (memungkinkan adanya peningkatan partisipasi pembaca)

Secara keseluruhan teknis penulisan berita jurnalisme online sama dengan jurnalisme cetak, yang membedakan hanya cara penyajian dan publikasinya saja. Demikian juga dengan kaidah dan kode etik jurnalistiknya.

Namun sebenarnya tidak semua masyarakat bisa mengakses internet. Karena masih ada beberapa masyarakat di pedesaan dan orang yang belum mempunyai pengetahuan yang memadai tentang caran penggunaan komputer ataupun laptop dan modem untuk mengakses internet.

Kita juga bisa memilih berita dari jurnalisme online yang situsnya terpercaya, terverifikasi, dan diakui. Jika tidak bisa mengakses berita melalui laptop, saat ini sudah ada berita-berita yang bisa diakses melalui mobile phone. Berita yang diakses juga bisa lebih spesifik.

Penulis: Seruni Mega Yuliani (Mahasiswi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung)

sumber : UIN Sunan Gunung Djati
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement