Senin 22 Oct 2012 19:42 WIB

Bahasa Inggris Membebani Siswa?

Penerimaan siswa baru (ilustrasi)
Foto: Antara
Penerimaan siswa baru (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Penyederhanaan kurikulum Sekolah Dasar (SD) akan diberlakukan tahun 2013/2014. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi beban siswa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana menyusun enam pelajaran wajib di SD, yakni agama, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, matematika, seni budaya, olahraga dan kesehatan.

Pelajaran bahasa Inggris tidak termasuk pelajaran wajib SD. Menurut Musliar Kasim wakil Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud), siswa SD belum  mengerti bahasa Inggris. Tetapi, bagi beberapa sekolah yang mampu diperbolehkan, seperti di Jakarta.

Sedangkan menurut Retno Listyarti, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia, menyayangkan atas keputusan tersebut. Menurutnya, siswa tidak terbebani dengan kurikulum bahasa Inggris, melainkan penerapan kurikulum yang salah. Selama ini, kurikulum bahasa inggris lebih mengajarkan grammar. Seharusnya, kurikulum bahasa Inggris tingkat SD difokuskan pada pengenalan kata-kata.

Menurut Retno, apabila bahasa Inggris dijadikan pelajaran tambahan di sekolah, dikhawatirkan tidak adanya pemerataan. Hanya siswa-siswi kota saja yang bisa bebicara bahasa Inggris, sedangkan sekolah-sekolah di daerah akan tertinggal. Lantas, apakah benar bahasa Inggris membebani siswa SD, sehingga dibuatnya kebijakan menghilangkan bahasa Inggris di enam pelajaran wajib? Lalu, bagaimana persiapan anak muda Indonesia untuk bersaing di kancah internasional apabila tidak bisa berbahasa Inggris?

Dian Ekawati (Mahasiswi Jurnalistik Fakultas dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

sumber : UIN Sunan Gunung Djati
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement