Senin 24 Sep 2012 23:30 WIB

Pemerintah Dorong ATPM Produksi Mobil Murah di Dalam Negeri

Tata Nano
Foto: Blogspot
Tata Nano

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah mendorong para Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) kendaraan untuk memproduksi unitnya di Indonesia melalui pemberian insentif pajak dan pemberlakuan regulasi Low Cost and Green Car (LCGC).

"Masing-masing kemandirian produksi kendaraan diserahkan kepada perusahaan dan kami ingin secara nasional," jelas Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi seusai Seminar Internasional Otomotif Indonesia di Arena Pekan Raya Jakarta, Senin (24/9).

Menurut Budi, pemerintah ingin industri dalam negeri Indonesia bisa menguasai pembuatan mesin minimal di jenis 1.200 CC.

Regulasi mengenai LCGC nantinya akan mendorong perusahaan kendaraan asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia melalui pembuatan mesin hingga kendaraan utuh.

"Jenis komponen yang harus dibuat di dalam negeri ada daftarnya. Kira-kira ada 100 grup komponen dan pada tahun ke-lima ATPM sudah harus membuat hampir 80 persen di dalam negeri," jelas dia.

Untuk tahap pertama pemerintah nantinya akan meminta industri untuk membuat sekitar 40 persen komponen mobil di dalam negeri dengan jenis grup komponen yang akan ditentukan.

Regulasi tersebut diberlakukan untuk kendaraan yang memiliki kapasitas mesin hingga 1.200 CC. "Tapi kalau kendaraan memiliki CC yang di atas 1.200 pembuatannya lebih susah," jelas Budi.

Menurut Budi, kendaraan dengan kapasitas mesin di atas 1.200 CC dimasukan ke dalam regulasi Low Emision Carbon Project (LECP) dimana pemerintah akan menentukan insentif melalui keiritan bahan bakar yang dikonsumsi kendaraan.

"Jadi untuk yang LECP perhitungannya kalau konsumsi bahan bakarnya sedikit, maka emisi karbon yang dihasilkan juga sedikit," jelas Budi.

Untuk program LECP, tegas Budi, indikator yang digunakan adalah jumlah capaian kilometer per liter bahan bakar.

Pemerintah mengharapkan investasi yang diperkirakan masuk ke Indonesia dari sektor industri otomotif sebesar 2,2 miliar dolar AS.

Sedangkan untuk industri komponen kendaraan LCGC, pemerintah menilai kedatangan investasi sebesar 2,4 miliar dolar AS.

"Tapi itu hitungan tahun lalu, jumlahnya sepertinya bertambah dari bermacam komponen yang berasal dari negara seperti Jepang, China, Taiwan Thailand dan Malaysia," jelas Budi.

Selain untuk mendukung nilai tambah industri dalam negeri dan peningkatan lapangan kerja, pemerintah juga menargetkan tujuan utama LCGC dan LECP untuk mengurangi perubahan iklim dan pemanasan global.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement