Selasa 04 Sep 2012 15:47 WIB

'Pilkada Putaran Kedua Rawan Konflik'

Sosialisasi Pilkada DKI
Foto: Antara
Sosialisasi Pilkada DKI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Police Watch (IPW) menilai, situasi keamanan pada Pilada DKI Jakarta putaran kedua amat rawan akan terjadinya konflik. Hal ini disebabkan telah mengerucutnya kekuatan masyarakat terhadap dua calon.

"Pada pilkada putaran pertama, ancaman tidak terlalu signifikan karena banyak calon dan kekuatan masyarakat juga terpecah belah. Tapi pada pilkada putaran kedua ini, situasinya berbeda karena hanya ada dua calon," ujar Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane di Jakarta, Selasa (4/9).

Selain itu, persaingan antarcalon juga semakin ketat dan tidak rasional. Ditambah lagi dengan banyaknya kebakaran, bentrok antarpreman dan pendatang baru yang membuat situasi keamanan menjadi rawan.

Oleh karena itu, dia meminta agar polisi mengantisipasinya dengan mempertemukan kedua calon. "Polda harus turun tangan mempertemukan kedua calon dan meminta mereka menandatangani kesepakatan pilkada damai," sebutnya.

Selain itu juga Polda perlu meningkatkan peran binmas dan intel sehingga dapat segera diketahui adanya potensi konflik.

Namun sayangnya, lanjut dia, hingga kini Polda Metro Jaya belum juga turun tangan. "Peralatan yang dimiliki Polda Metro pun juga banyak yang rusak. Misalnya tiga water cannon yang dimiliki Polda dimana satu rusak dan dua bocor. Ini kan sangat mengkhawatirkan karena tidak sesuai dengan prosedur yang ada," jelas dia.

Neta khawatir polisi akan menggunakan peluru karet ketika terjadi bentrok antarmassa, yang dikhawatirkan membuat banyak korban jatuh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement