Senin 23 Jul 2012 19:41 WIB

Studi di Negeri Seribu Benteng

Masjid Hassan II Maroko.
Foto: blog.travelpod.com
Masjid Hassan II Maroko.

REPUBLIKA.CO.ID,Negeri seribu benteng, itulah sebutan yang sering kita dengar dari orang-orang yang pernah berkunjung ke Maroko. Namun disamping itu, negeri ini juga disebut Negeri Maghribi, atau negeri tempat terbenamnya matahari. Disebut negeri seribu benteng karena di setiap sudut –sudut kota, bahkan rumah-rumah penduduk yang bernuansa tradisional sampai modern terdapat benteng mengelilingi kota dan desa.

Ada banyak hal yang menarik di negeri ini, terutama untuk menuntut penuntut ilmu.

Disamping bisa memperdalam bahasa Arab, kita juga bisa menikmati wisata serta bisa memperdalam bahasa prancis. Tak heran, penduduk disini rata-rata berbahasa Prancis dan Arab. Sehingga dalam setiap surat menyurat, mereka rata-rata menggunakan kedua bahasa ini.

Tak hanya surat menyurat, dalam komunikasi sehari-hari pun, kedua bahasa ini menjadi pilihan utama penduduk. Dalam pendidikan pun, biasanya kalau mata kuliah menyangkut keagamaan, maka bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Arab. Sedangkan kalau itu menyangkut masalah umum, maka yang digunakan adalah bahasa Prancis.

Dari sekian banyak tempat di Maroko, ada sejumlah tempat yang menarik dan layak untuk dikunjungi.

1. Universitas Al-Karaouine.

Ini adalah universitas tertua di dunia.Terletak di Fes, Maroko. Awalnya, universitas ini adalah sebuah masjid yang didirikan pada tahun 859 M oleh seorang wanita bernama Fatima al-Fihri. Pada perjalanannya, berkembang menjadi salah satu universitas terkemuka untuk bidang ilmu alam.

Pada tahun 1957, universitas ini berkembang karena mulai mengajarkan ilmu matematika, fisika, kimia, dan bahasa asing. Universitas ini pun mendapat rekor sebagai universitas tertua dari Guinness Book of World Records. Menurut sejarah, universitas ini lebih tua daripada universitas Al-Azhar Kairo, universitas Al-Nizamiyyah di Baghdad, universitas Bologna, universitas Paris,  universitas Oxford dan universitas  Az-zaitun di Tunisia.

Saya memilih studi di kota ini, selain ingin tahu namanya universitas Al Karaouine , juga karena Fes merupakan kota pelajar, budaya dan ulama di Maroko. Sayangnya, saya tak terdaftar di Al-Karaouine. Saya lolos di universitas Sidi Mohammed Ben Abdellah yang lokasinya 30 menit dari kampus Karaouine.

2. Berziarah ke Makam Ibnu Batutah

Jika menggali sejarah islam, maka akan kita temukan nama seorang tokoh penjelaja dunia asal Maroko, Ibnu Batutah. Ia adalah tokoh muslim asal Maroko yang lahir tahun 1304 M dan suka melakukan pengembaraan ke berbagai penjuru dunia. Ibnu batutah menjelajah sejumlah negara mulai dari Afrika, Arab, Eropa, Asia Tengah, India, Indonesia hingga sampai ke Cina.

Di Indonesia Ibnu Batutah pernah singgah di Sumatera. Walau  menjelajah ke berbagai belahan dunia ahirnya sang penjelajah kembali ke kota asalnya yaitu Tanger Maroko. Dan di kota inilah makam ibnu batutah bisa kita temukan.

3. Tarekat Tijani.

Terekat  tijani merupakan  terekat  yang sangat masyhur di kalangan kaum sufiyun di seluruh dunia. Maka tak heran jika para pengikut  tarekat  tijani selalu datang dari berbagai penjuru dunia untuk mengunjungi  makam pendiri Tarekat Tijani yang ada di kota Fes, Syekh Ahmad Tijani. Tarekat Tijaniyah didirikan oleh Syekh Ahmad Al-Tijani. Ia dilahirkan pada 1150 H (1737 M) di 'Ain Madi, sebuah desa di Aljazair. Syekh Tijani memiliki nasab sampai kepada Rasulullah SAW, yakni dari Sayyidah Fatimah Al-Zahra, putri Rasulullah SAW.

Menarik kan? Nah bagi putra-putri Indonesia, negeri seribu benteng menanti kedatanganmu untuk menuntut ilmu di Negeri ini. Sekedar informasi pemerintah Maroko telah membuka 15 beasiswa setiap tahunnya. Dan bagi warga RI, berkat hubungan bilateral antara Indonesia-Maroko yang diprakarsai oleh Presiden Pertama RI Soekarno, bebas visa selama 3 bulan di Maroko. Oya, ada satu lagi di Maroko terdapat jalan bernama Soekarno dan masjid Indonesia. Dan jangan lupa, di Jakarta terdapat nama jalan Casablanca.

Sukmahadi

Mahasisiwa Universitas Sidi Mohammed Ben Abdellah Maroko. Jurusan Study Islam.

Pengurus PPI Maroko, Dept. Keilmuan dan SDI.

sumber : ppi
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement