Jumat 06 Jul 2012 11:34 WIB

Tidak akan Pernah Ada Pendidikan Gratis

ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Pendidikan yang murah apalagi gratis dinilai hanya sebuah ilusi semata. Sebab, hal tersebut tidak akan pernah ada. Karena itu, konsep tersebut tidak akan pernah dapat terealisasi seperti yang diharapkan para orangtua siswa.

Demikian disampaikan Guru Besar dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof. Dr. Felisius Sanga. "Kalaupun ada janji pendidikan murah dan gratis, hanya merupakan janji politik para politisi untuk meraih simpati masyarakat, tetapi tidak mungkin ada pendidikan yang murah dan gratis," kata Felisius Sanga, di Kupang, Jumat (6/7).

Apalagi di sekolah-sekolah swasta yang bermutu seperti sekolah Katolik, biaya pendidikan sangat tinggi kata Felisius Sanga, menjawab pertanyaan terkait kegalauan para orangtua dalam mencari tempat pendidikan yang tepat bagi anaknya.

Para orangtua siswa mengeluh karena meskipun 20 persen dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara sudah diprioritaskan untuk sektor pendidikan tetapi biaya pendidikan untuk para siswa masih tetap saja mahal.

"Kalau ditanya apa alasan mengapa pendidikan tetap mahal walaupun sudah ada alokasi anggaran untuk pendidikan yang signifikan, jawabannya adalah memang tidak ada pendidikan yang murah dan gratis," katanya.

Menurut dia, alokasi anggaran dari APBN untuk sektor pendidikan yang mencapai 20 persen, bukan uang pemerintah tetapi juga merupakan uang rakyat yang dikembalikan sebagiannya untuk membiayai pendidikan, guna mengurangi beban masyarakat.

Dia mengatakan, pendidikan ibarat kita mengerjakan sebuah bangunan besar dengan cara gotong royong antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah mendapat porsi yang lebih besar, sementara masyarakat hanya mendapat porsi sedikit.

"Jadi kalau biaya pendidikan yang seharusnya Rp10 juta, pemerintah menanggung Rp7500.000 dan sisanya dari para orang tua," kata ahli bahasa dari FKIP Undana Kupang itu.

Karena itu, masyarakat jangan berpikir untuk mencari pendidikan yang murah, apalagi gratis karena apapun model pendidikan tetap harus ada biaya karena sekolah juga membutuhkan biaya yang besar untuk mempersiapkan fasilitas bagi anak didik.

Khusus untuk sekolah negeri kata dia, memang biaya tidak terlalu mahal dan menjadi rebutan para orang tua pada setiap tahun ajaran baru karena gaji para guru dan sejumlah fasilitas pendidikan sudah disiapkan oleh pemerintah.

Berbeda dengan sekolah-sekolah swasta, selain untuk biaya kebutuhan sekolah yang macam-macam, pihak sekolah juga harus memberikan kesejahteraan untuk para guru, agar bisa berkonsentrasi mendidik anak-anak.

Artinya, semuanya membutuhkan biaya, sehingga masyarakat tidak perlu bermimpi untuk memperoleh pendidikan murah apalagi gratis, katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement