Jumat 15 Jun 2012 07:51 WIB

Mario Gomez Sedingin Es

Rep: Abdullah Sammy/ Red: Didi Purwadi
Striker timnas Jerman, Mario Gomez (depan), terlibat duel udara dengan pemain Belanda, John Heitinga, di laga Grup B Piala Eropa 2012 di Kharkiv, Ukraina, pada Rabu (13/6).
Foto: Reuters/Felix Ordonez
Striker timnas Jerman, Mario Gomez (depan), terlibat duel udara dengan pemain Belanda, John Heitinga, di laga Grup B Piala Eropa 2012 di Kharkiv, Ukraina, pada Rabu (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Mario Gomez. Namanya asing untuk sebutan seorang Jerman. Nama itu jadi representasi darah Spanyol yang mengalir dalam tubuhnya.

Ayahnya, Pepe Gomez, adalah pria asli Granada. Bermigrasi ke Jerman, Pepe menikahi Christel Roth dan lahirlah Mario pada 10 Juli 1985 di kota Riedlingen.

26 tahun berlalu, cita-cita Pepe menyaksikan putranya di lapangan sepak bola jadi kenyataan. Namun sayang, bukan kostum La Furia Roja Spanyol yang dikenakan Gomez, melainkan warna putih kebanggaan Panser Jerman.

Seorang Jerman-Spanyol itupun kini jadi buah bibir Eropa karena mampu jadi pahlawan tim Bavaria di dua laga Piala Eropa 2012. Tiga gol Gomez memastikan Jerman meraih enam angka.

Dua gol terakhirnya dicetak, Kamis (14/6) dini hari, ke gawang sang musuh bebuyutan, Belanda. Inilah gol yang mematahkan kritik media Jerman selama empat tahun terakhir. “Saya sangat bahagia,” ujar Gomez seusai laga kontra Belanda seperti dilansir situs resmi UEFA.

Jawab Kritikan

Sebelum aksinya ke gawang Maarten Stekelenburg, Gomez dikritik akibat permainan kurang mengigit lawan Portugal. Kendati mencetak gol, Gomez dianggap masih kalah kelas dibaning Miroslav Klose yang menghuni bangku cadangan.

Media Jerman juga merujuk performa buruk Gomez di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010. Di dua turnamen debutnya, Gomez tidak mencetak gol. Ini berbanding terbalik dengan koleksi 22 gol yang dibuat di luar turnamen. Predikat pemain spesialis uji coba dan kualifikasi pun disematkan pada Gomez.

Namun, semua cercaan berubah jadi sanjung puji setelah aksi spektakuler di Kharkiv. Gomez mengaku tidak mudah baginya mengatasi tekanan publik dan perlawanan Belanda dalam 90 menit sekaligus.

“Kami tertekan, tapi saya coba menjawabnya di lapangan,” ungkap penyerang yang musim lalu mencetak total 64 gol bagi Bayern Munchen.

Raih Pujian

Atas aksinya itu, UEFA menganugerahkan gelar “man of the match” bagi Gomez. Penghargaan bagi Gomez juga datang dari kubu lawan.

Penyerang Belanda, Dirk Kuijt, menyebut Gomez sebagai penyerang berbahaya. Dua peluang dan dua gol adalah cermin perkataan Kuijt akan ketajaman Gomez. “Mereka (Jerman) sangat tajam.”

Pujian serupa diberi bek Jerman, Holger Badstuber. Dia pun mengibaratkan Gomez seperti sebuah es yang sangat dingin. “Penyerang kami sangat dingin di depan gawang,” pujinya.

Aksi Gomez ini membuka pintu perempat final bagi Jerman. Peluang membawa negeri sang ibu ke podium tertinggi pun terbuka lebar. Namun masih ada negeri sang ayah, Spanyol, yang berpotensi menjadi hadangan Gomez berikutnya menuju tangga juara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement