Selasa 05 Jun 2012 12:08 WIB

Wah, Mendikbud Bicara 'Honeymoon' Saat Ujian, Ada Apa?

Mendikbud M Nuh (tengah) saat memberikan keterangan kepada wartawan mengenai Hasil Ujian Nasional SMP/SMPLB tahun Pelajaran 2011/2012 di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat (1/6).
Foto: Antara/Reno Esnir
Mendikbud M Nuh (tengah) saat memberikan keterangan kepada wartawan mengenai Hasil Ujian Nasional SMP/SMPLB tahun Pelajaran 2011/2012 di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG---Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh menyentil "Honeymoon", judul salah satu soal bahasa Inggris pada ulangan umum kenaikan kelas (UUKK) saat melakukan kunjungan mendadak ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 Semarang, Jawa Tengah, Selasa.

"Ya sama-sama belajar bahasa Inggris, tapi soalnya kan bisa mengangkat dan mengembangkan budaya lokal," katanya seraya menyampaikan kritikannya kepada jajaran Dinas Pendidikan Kota Semarang yang hadir pada kesempatan itu.

Mendikbud melakukan kunjungan mendadak ke SMA Negeri 9 Semarang yang kebetulan tengah menggelar UUKK untuk ujian kenaikan kelas X dan XI, serta menemukan soal yang mengangkat judul "honeymoon" saat mengamati soal yang tengah dikerjakan siswa.

Menurut dia, setidaknya ada tiga aspek penting dalam soal kebahasaan yang diujikan, yakni bahasa itu sendiri, objek apa yang harus dibahasakan, dan bagaimana soal-soal bahasa itu membangun logika berpikir kritis di kalangan siswa.

Ia menjelaskan bahwa soal-soal yang diujikan sebaiknya mengangkat dan mengembangkan tradisi lokal, fenomena sosial, dan temuan-temuan yang menarik di wilayah setempat, misalnya Jateng dan Kota Semarang.

"Ya saya temukan salah satu soal cerita yang berjudul 'honeymoon'. Barangkali karena anak-anak SMA ini mau menikah setelah lulus," katanya sambil bercanda.

Dia mengatakan akan lebih baik jika mengangkat judul yang lebih bernuansa tradisi dan budaya lokal.

Meski demikian, Nuh menilai secara umum materi UUKK sudah cukup bagus karena tidak hanya mengujikan soal "multiple choice" (pilihan ganda), namun disertai pula soal yang bersifat esai yang mengajak siswa merekonstruksi cara berpikirnya.

"Bukan berarti kalau soal pilihan ganda tidak pakai berpikir, ya tetap mikir. Namun, kalau soal uraian lebih mengajak siswa merekonstruksi cara berpikirnya. Kemudian, kalau bisa nanti pelaksanaan ujian siswa duduk sendiri-sendiri. Satu siswa satu meja. Ini kan masih satu meja untuk berdua," katanya.

Selain meninjau ruang kelas, Mendikbud juga menyempatkan meninjau ruang kamar mandi untuk mengecek kebersihannya, mengingat selama ini kebersihan toilet kerap dilupakan.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 9 Semarang Nasikhun menjelaskan bahwa soal-soal UUKK tidak dibuat oleh pihak sekolah, namun disusun tim Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Semarang.

"Ya masukan Pak Mendikbud ini akan kami sampaikan ke MKKS. Tetapi, tadi juga sudah disampaikan beliau (Mendikbud, red.) langsung ke Pak Bunyamin selaku Kepala Disdik Kota Semarang," kata Nasikhun.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement