Kamis 29 Mar 2012 15:19 WIB

Penelitian Kanker Banyak tak Akurat! Obat Sulit Diandalkan?

Riset kanker di sebuah laboratorium (ilustrasi)
Foto: elearningmag.com
Riset kanker di sebuah laboratorium (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Terungkap kabar mencemaskan dari dunia medis dan kedokteran. Selama ini studi dasar tentang kanker yang sebagian besar dari laboratorium universitas ternyata tidak dapat diandalkan. Konsekuensinya, obat-obatan baru di masa depan juga tak memiliki dasar akurat.

Mantan peneliti di Amgen Inc ialah sosok yang membuka kenyataan itu kepada publik. Selama satu dekade sebagai kepala penelitian kanker global pada Amgen, C. Glenn Begley, mengidentifikasi 53 publikasi utama dalam jurnal papan atas dari laboratorium terkemuka dan meminta timnya untuk melakukan reproduksi. Begley berusaha mengecek ulang temuan itu sebelum mencoba untuk mengembangkan obat-obatan pendukungnya.

Hasilnya: 47 dari 53 penelitian tidak dapat direplikasi. Dia menggambarkan temuannya dalam komentar yang diterbitkannya dalam jurnal Nature edisi pekan ini.

"Sangat mengejutkan," kata Begley, sekarang wakil presiden senior perusahaan bioteknologi swasta TetraLogic, yang mengembangkan obat kanker. "Industri farmasi bergantung pada studi mereka untuk mengidentifikasi target baru untuk pengembangan obat."

Menurut dia, investasi pada penelitian itu menjadi sia-sia karena hasilnya tak bisa dipertanggungjawabkan. "Kita menggelontorkan USD 1 juta sampai USD 5 juta, tapi kita tak mendapatkan apapun dari uang yang dikeluarkan," katanya mengibaratkan.

Kegagalan untuk memenangkan "perang melawan kanker" telah disalahkan pada banyak faktor. Mulai dari penggunaan tikus sebagai kelinci percobaan yang tidak relevan dengan kanker pada manusia.

Ketika replikasi Tim Amgen dari sekitar 100 ilmuwan tidak bisa mengonfirmasi hasil yang telah dilaporkan, mereka menghubungi para penulis. Mereka yang bekerja sama mendiskusikan apa yang mungkin terjadi terhadap ketidakmampuan Amgen untuk mengkonfirmasi hasil penelitian. Beberapa bahkan bersedia memberi arahan untuk mengulang percobaan.

Namun tak sedikit yang menolak memberikan keterangan dengan alasan telah menandatangani perjanjian kerahasiaan melarang mereka mengungkapkan data yang bertentangan dengan temuan asli. "Dunia tidak akan pernah tahu bahwa di antara 47 penelitian - banyak dari mereka yang diacu dan dikutip--ternyata salah," kata Begley.

Tanggapan yang paling umum oleh para ilmuwan itu adalah: "Anda tidak melakukannya dengan benar."

Apa yang dikemukakan Begley dibenarkan George Robertson dari Dalhousie University. Ia sebelumnya bekerja di Merck untuk penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson.

"Situasi ini membuat orang dalam industri ini gila. Salah satu kemungkinan adalah akademisi tidak memberikan temuan akurat," katanya.

Ilmuwan lain menekankan bahka studi kanker sangat rumit. "Biologi kanker sangat kompleks," catat Phil Sharp, seorang ahli biologi kanker dan pemenang Nobel di Institut Teknologi Massachusetts. Bahkan dalam penelitian yang paling ketat, hasilnya mungkin bisa direproduksi hanya dalam kondisi yang sangat spesifik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement