Sabtu 17 Mar 2012 17:32 WIB

Disdik Majene Bentuk Tim Bahas Buku Menyesatkan

Rep: Arifin/ Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, -- Dinas Pendidikan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, membentuk tim untuk membahas beredarnya buku Pendidikan Agama Islam (PAI) bagi siswa SMP yang diduga menyesatkan karena tidak sesuai ajaran agama.

Sekretaris Disdik Majene Rustam Rauf di Majene, Selasa, mengatakan beredarnya buku yang diduga mengandung ajaran menyesatkan tersebut belum bisa dipastikan tidak sesuai dengan agama atau sudah sesuai, karena belum ada kajian mendalam.

Beberapa kerancuan yang terdapat dalam buku tersebut dan diduga telah menyesatkan di antaranya menuliskan nabi pertama yang lahir di muka bumi ini adalah Nabi Nuh serta ajaran Al Quran disebarkan oleh Nabi Muhammad melalui kebencian.

"Untuk itu kami membentuk tim dan mendatangkan sejumlah ahli dalam bidang PAI guna membahas muatan dalam buku tersebut dan segera memastikan tindakan apa yang akan ditempuh selanjutnya, sebab bisa jadi hanya terjadi kesalahan penulisan," ujarnya.

Menurut dia, jika dugaan tersebut ternyata benar dan mengajarkan kesesatan kepada siswa, Disdik akan segera menelusuri pihak yang mengadakan buku sekaligus menelusuri di mana buku itu diterbitkan sehingga dapat dipastikan apa motif buku tersebut diterbitkan.

"Pada dasarnya kami belum bisa memastikan apakah buku itu menyesatkan atau tidak sebelum dilakukan pembahasan secara mendetail baik teknik pembuatan, pengolahan kata, maupun beberapa indikator lain menyangkut kemungkinan kesesatan yang diajarkan dalam buku itu," katanya.

Menanggapi adanya temuan buku yang diduga menyesatkan beredar pada sejumlah SMP, Ketua Komisi III Bidang Pendidikan dan Kesehatan Rusbi Hamid mengaku akan meninjau langsung beberapa SMP yang menggunakannya, dan akan segera memanggil dinas terkait untuk memperjelas isi buku itu.

"Ini bukan masalah sepele, harus segera ditindaklanjuti sebab bisa muncul kesesatan bahkan menimbulkan konflik antarumat beragama," katanya.

Ketua Kelompok Kerja Pengawas Kementerian Agama Sulbar Hasbi Djabbar menyatakan buku tersebut telah dibawa ke Kemenag Majene untuk dibahas, selain menunggu pembahasan yang juga dilakukan di Disdik Majene.

"Kami berharap agar pembahasan mengenai buku tersebut segera dilakukan oleh beberapa pihak terkait agar tidak menimbulkan keresahan warga, utamanya yang memiliki anak pada tingkat SMP. Hal tersebut bisa jadi menimbulkan ketidakpercayaan pada institusi pendidikan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement