Rabu 14 Sep 2011 10:23 WIB

Warga Kupang Krisis Air

Seorang bocah bermain bola di area tambak yang dilanda kekeringan di Galesong Utara, Takalar, Sulsel, Kamis (8/9). (ANTARA/Yusran Uccang)
Seorang bocah bermain bola di area tambak yang dilanda kekeringan di Galesong Utara, Takalar, Sulsel, Kamis (8/9). (ANTARA/Yusran Uccang)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG-- Ratusan warga Kelurahan Naimata, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai kesulitan mencari sumber air menyusul tibanya musim kemarau.

"Kondisi itu mulai terjadi sejak tiga pekan ini sejak memasuki awal musim kemarau yang telah menyebabkan banyak sumber mata air kering," kata salah seorang warga kelurahan setempat Redem Lakat (21) di Kupang, Rabu.

Menurut dia, sejak memasuki musim kemarau pada akhir Agustus lalu, persediaan air warga mulai menipis disebabkan karena sejumlah sumber mata air warga seperti sumur mulai menunjukkan penurunan debit yang signifikan.

Hal itu juga terjadi pada sejumlah sumber mata air permukaan, yang sudah tidak lagi mengalir sebagai tanda bahwa debit air di sumber hulunya pun mulai menipis sehingga tidak lagi sanggup mengalir ke hilir.

Dia menjelaskan, krisis air bersih muncul setelah sejumlah sumur air minum milik warga setempat mengalami kering total, dan beberapa sumur masih tersedia air, namun mengalami penyusutan drastis.

Dia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga kemudian mengambil air ke Sumur Oesaeketu di kawasan hutan jati, sekitar dua kilometer di bagian timur permukiman warga.

Radem mengatakan air yang diambil dari sumur di kawasan hutan tersebut mengeluarkan bau, karena kemungkinan sudah tercemar dengan sejumlah kotoran seperti ranting dan daun kayu.

Direktur PDAM Kota Kupang, Noldy Mumu mengakui, mengalami kekurangan debit air pada sejumlah sumber mata air baku milik Pemerintah Kota Kupang karena memasuki musim kemarau.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement