Ahad 01 May 2011 19:20 WIB

Ekonomi Berbasis Masjid Belum Maksimal Diberdayakan

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Stevy Maradona

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perekonomian berbasis Masjid belum diberdayakan maksimal. Padahal Masjid berpotensi menjadi pusat pemberdayaan ekonomi umat. Hal ini diungkapkan oleh Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI), Natsir Zubaidi.

Karena itu, pihaknya, kata dia, melalui rakernas DMI yang digelar di Batam, 28-30  April mencetuskan majelis ekonomi syariah berbasis masjid. Ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas perkembangan ekonomi dan perbankan syariah yang masih di bawah 4 persen. Diharapkan melalui majelis ini maka sistem perekonomian syariah berbasis masjid optimal diberdayakan.   

Pihaknya, kata dia kepada Republika di Jakarta, Ahad (1/5) menyadari upaya tersebut mesti didukung dengan instansi terkait. DMI melakukan kerjasama antara lain dengan Dompet Dhuafa untuk melakukan pelatihan kemandirian. Baik dalam konteks sosial ataupun ekonomi.

Di bidang pembedaryaan teknologi, DMI bekerjasama dengan ICMI. Terutama guna melakukan pendataan Masjid di Indonesia. Mengingat, dari sekitar 700 ribu Masjid yang ada di Indonesia, yang terindentifikasi DMI baru kurang lebih 3000 Masjid.  “Belum ada data lengkap,”tutur dia. 

Ketua DMI, Suaib Didu mengatakan dalam rakernas itu disepakati sebanyak 12 butir deklarasi. Titik tekan deklarasi itu menitikberatkan pada revitaliasi peran dan fungsi Masjid. Ini dilatarbelakangi fakta yaitu Masjid masih digunakan sebatas tempat ibadah dan belum menjadi pusat kemajuan umat. “Masjid sampai sekarang belum dikembalikan ke fungsinya,”kata dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement