Rabu 27 Apr 2011 21:32 WIB
Negara Islam Indonesia

Antisipasi NII, Mahasiswa UMK Bentengi dengan ESQ

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS - Universitas Muria Kudus, Jawa Tengah, menggelar pelatihan kecerdasan emosi dan spiritual bagi mahasiswanya untuk menangkal pengaruh kelompok radikal yang tergabung dalam Negara Islam Indonesia. "Selain menggelar pelatihan ESQ, kami juga mencoba cara lain agar agar paham radikal dari kelompok NII tidak sampai menyebar di lingkungan kampus UMK," kata Rektor UMK Sarjadi, di Kudus, Rabu (27/4).

Di antaranya, kata dia, memberikan pembekalan keislaman, kepribadian hingga kesibukan meningkatkan kualitas akademik yang positif diberikan sejak mahasiwa baru masuk kampus. Bahkan, lanjut dia, mahasiswa baru juga diberikan pelatihan ESQ sebagai upaya membekali kepribadian yang santun, unggul dan berbudaya.

"ESQ ini, sebagai upaya mengantarkan mahasiswa menjadi generasi yang tangguh, unggul, santun, cerdas, dan berbudaya," ujarnya.

Meskipun pelatihan ESQ selesai digelar, katanya, para alumni pelatihan ESQ ditampung dalam suatu wadah agar mereka dapat mengasah berbagai kemampuannya melalui berbagai kegiatan positif. Selain itu, lanjut dia, dosen pengajar di UMK juga didorong agar dalam kurun waktu satu tahun mampu membuat sebuah penelitian dengan melibatkan beberapa mahasiswa.

"Mahasiswa didorong agar mengisi waktu mereka dengan kegiatan yang positif, seperti penelitian atau kegiatan akademis lainnya, sehingga masuknya pengaruh paham radikal dapat diminimalkan," ujarnya.

Pembantu Rektor II UMK, Iskandar Wibawa mengatakan, berdasar hasil penelitian dari Guru Besar Melbourne Victorya University, Prof Riekleff Urell, Kabupaten Kudus merupakan salah satu dari empat daerah barometer perilaku anomali terkait gerakan Islam di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah.

Tiga kota lainnya, yakni Kota Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan. "Kudus berada pada urutan terakhir dibandingkan dengan tiga kota lainnya," ujarnya.

Meskipun wilayah Kabupaten Kudus cukup kecil, katanya, memegang peranan penting, termasuk dalam perilaku anomali gerakan radikal tersebut Iskandar yang juga menjadi anggota tim penelitian yang dipimpin Prof Riekleff Urell. Sejauh ini, kata Iskandar, belum ditemukan adanya indikasi paham radikal, khususnya NII atau terorisme yang menyusup ke kampus UMK.

"Kewaspadaan tetap dijaga agar UMK benar-benar steril dari berbagai paham radikal tersebut," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement