Jumat 15 Apr 2011 06:00 WIB

Ikhlas Mengajar Hasilkan Bisnis Batik

Mengajar di sebuah sekolah SMP swasta Bekasi, banyak pengalaman yang saya dapatkan. Mulai jadi guru matematika, hingga menjadi panitia pelaksana kegiatan di sekolah.

Menjadi wali kelas -awalnya menjadi wali kelas favorit (semacam unggulan)- menjadi tantangan bagi saya. Karena kalau saya tidak bisa menyukseskan kelas unggulan, saya merasa tidak berhasil membawa kelas tersebut ke arah yang lebih baik. Saya punya target bagaimana bisa menyukseskan kelas tersebut, dan meyakini hati saya bahwa saya bisa.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, saya jalani dengan sepenuh hati. Tibalah saat acara perlombaan antarkelas, yaitu perlombaan Olimpiade Bidang Studi (OBS). Seperti Matematika, IPA, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan sebagainya.

Semua cabang yang diperlombakan harus kita raih dengan nilai terbaik. Itu yang saya tekankan pada anak-anak. Saya evaluasi hampir tiap hari. Untuk lomba cabang olahraga, seperti futsal, bola voli, badminton, tenis meja, catur dan lain-lain, saya buat rencana acara bimbingan, dan kerjasama dengan semua anak di kelas.

Dan, Alhamdulillah, saya berhasil meraih impian tersebut. Yaitu juara umum OBS dan cabang olahraga di sekolah swasta tersebut. Sehingga, saya menjadi ”idola” anak-anak. Di tahun berikutnya, saya dipercaya untuk menjadi wali kelas lagi.

Tapi kelas sekarang ini adalah kelas paling bawah. Mulai nilai rendah dan tingkat kenakalan yang cukup tinggi. Awalnya saya menolak. Tapi setelah saya pikir-pikir, ini suatu tantangan. Saya jalan berhari-hari dan berbulan-bulan. Jangankan membuat prestasi, yang ada di kelas tersebut selalu membuat kerusuhan. Baik di dalam kelas, maupun di luar kelas.

Saya hampir putus asa. Lebih baik saya mundur saja jadi wali kelas. Saya pelajari, apa akar masalahnya. Ternyata ada lima orang ”biang kerok”. Saya dekati mereka dan saya pahami mereka.

Hingga penerimaan rapor, banyak nilai anjlok. Dan banyak orang tua mereka berkeluh kesah kepada saya selaku walas (wali kelas). Pada saat itu, saya banyak tawaran untuk menjadi guru privat di rumah mereka.  Akhirnya mereka menerima, dan saya pilih yang mana paling urgent, artinya anak-anak yang nilainya paling rendah, itu saya privatkan.

Setelah berjalan beberapa bulan, salah seorang anak tersebut mengalami perubahan. Dan orang tua mereka merasa ”tertarik” dengan saya. Sehingga ada tawaran jasa lebih dari mereka.

Melihat kehidupan saya masih pas-pasan, salah satu keluarga yang saya privat ini (mereka mengelola pakaian batik) menawarkan untuk menjual batik mereka. Semampu yang sanggup saya bawa. Saya hanya menyetorkan modal.

Menurut saya ini adalah hal ganjil. Karena baru beberapa bulan kenal, langsung percaya kepada saya. Dan mereka sudah menganggap saya bagian dari keluarga mereka. Saya punya prinsip mengajarlah dengan tulus ikhlas, nanti rezeki pasti akan mengikuti kita.

Akhirnya saya berdaganglah. Dengan modal kepercayaan dari orang lain. Saya tawarkan kepada rekan-rekan guru yang saya anggap kenal, yang sanggup membeli produk yang saya tawarkan.

Saya tidak menyangka begitu banyak untung yang saya terima. Mungkin ini balasan dari Allah SWT. Saya hanya menyetorkan modal harga grosir pada keluarga yang saya privatkan. Saya hampir mundur untuk menjadi walas karena saya mengelola kelas yang cukup ”memberatkan”.

Saya sekarang menjadi tahu bahwa dengan mengajar lillahita’ala, akan membawa rezeki yang tak di duga-duga. Walaupun kehidupan itu berat untuk kita lakukan. Pantang menyerah.

Saya menyudahi bisnis baju batik tersebut karena takut mengganggu proses belajar-mengajar saya.Keluarga tersebut masih terus membuka pintu rumah untuk saya, seandainya saya masih berkenan untuk berbisnis dengan mereka. Semoga ini menjadi ibrah bagi kita semua, amin.

 

Firman, ST

Guru SMKN 1 Pebayuran Bekasi

Alamat: Desa Kedung Pengawas Babelan Bekasi

HP:  08159910343.

Email: [email protected]

 

Anda seorang guru yang juga mengelola usaha? Bagikan pengalaman Anda di rubrik ini agar bisa menjadi inspirasi bagi guru yang lain. Cukup menuliskan pengalaman singkat dilengkapi foto, informasi soal tempat mengajar, dan identitas, lalu kirim ke email [email protected], maka pengalaman Anda bisa langsung diamati ribuan guru yang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement