Ahad 07 Feb 2016 15:13 WIB

Bantul Kembangkan 3 Cagar Budaya Daerah

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL--Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan melakukan revitalisasi tiga kawasan cagar budaya daerah guna mengembangkan kawasan bernilai sejarah tersebut.

"Detail engineering design(DED) terkait pengembangan tiga kawasan cagar budaya sudah dilaksanakan di 2015, harapannya di 2016 ini ada tindak lanjut dari DED itu," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul, Bambang Legowo di Bantul, Rabu (3/2).

Tiga kawasan cagar budaya (KCB) di Bantul yang akan direvitalisasi tersebut yaitu Gua Selarong di Desa Guwosari Kecamatan Pajangan, Sanggrahan Ambarbinangun di Tamantirto Kecamatan Kasihan, dan situs Cepuri di kawasan Pantai Parangtritis.

Gua Selarong adalah gua yang terbentuk di perbukitan batu padas yang menyimpan sejarah besar di Jawa. Gua ini digunakan sebagai markas gerilya Pangeran Diponegoro melawan pemerintah Hindia Belanda pada (1825-1830).

Pesanggrahan Ambarbinangun adalah sebuah tempat peristirahatan yang dibangun pada era Sri Sultan Hamengkubuwono VI. Bangunan pesanggrahanan ini berarsitektur indah lengkap dengan kolam dan halaman yang luas. Sang pembangun adalah seorang pengusaha Belanda bernama Wenschang.

Situs Cepuri tercatat sebagai jejak sejarah pendiri Kesultanan Mataram, Panembahan Senopati.Tempat ini dipercaya sebagai lokasi pertemuan antara Panembahan Senopati dengan Nyai Roro Kidul, makhluk yang dianggap penguasa Pantai Selatan.

Menurut Bambang Legowo, sebelumnya ada tujuh KCB yang diajukan untuk direvitalisasi pemerintah daerah menggunakan Dana Keistimewaan (Danais), namun empat kawasan cagar budaya di antaranya pengerjaannya ditangani Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan.

"Empat kawasan yang diambil DIY itu yaitu Makam Raja-raja Imogiri, Kandang Menjangan Krapyak, Bekas Keraton Mataram Pleret dan Kawasan Cagar Budaya di Jagalan. Namun realisasinya kurang tahu, karena DED-nya juga dari Disbud DIY," katanya.

Bambang mengatakan, revitalisasi ketiga KCB itu dinilai sudah mendesak direalisasikan mengingat nilai sejarah yang ada di tiga kawasan tersebut. Sebab, selain memiliki nilai budaya, ketiga kawasan itu juga menjadi daya tarik wisata yang tinggi.

"Kalau rencananya, kawasan cagar budaya lain juga akan dikembangkan, akan tetapi mengingat dana yang terbatas, maka kami pilih tiga kawasan itu sebagai prioritas, itu juga sesuai masukan dari masyarakat sekitar," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Bantul, Dodik Koeswardhono mengatakan, untuk revitalisasi tiga KCB tersebut telah disetujui anggaran sebesar Rp350 juta untuk masing-masing kawasan, dengan tahap awal fokus pada pemugaran fisik.

"Misalnya di Gua Selarong, setelah dilakukan kajian kami merekomendasikan pembangunan pagar, pendopo, toilet dan tempat parkir. Nanti kalau ada dana lagi, baru kita merambah aspek-aspek lain," katanya. antara, ed: Nina CH

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement