Kamis 15 Dec 2016 18:00 WIB

Ketika Sekolah-Sekolah Kompak Tolak Jadi Target Rokok

Red:

Empat sekolah di Tangerang Selatan, Bogor, dan Bekasi kompak menyelenggarakan aksi untuk menolak menjadi target rokok, yaitu SMP PGRI 1 Tangerang Selatan, SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, SMP Marsudirini Bekasi, dan SMP Negeri 2 Dramaga Bogor. Aksi untuk menolak menjadi target rokok itu dilakukan dengan berbagai aksi kreatif oleh siswa-siswi masing-masing sekolah.

Siswa-siswa SMP Negeri 2 Dramaga Bogor melakukan pawai berkeliling sekolah menggunakan kostum unik sambil membawa poster edukasi penolakan menjadi target rokok. Di Bekasi, 877 siswa SMP Marsudirini menggelar aksi teatrikal bertema "Rokok Memburamkan Masa Depanmu" yang mengajak seluruh elemen sekolah mulai dari siswa, guru, hingga warga sekitar untuk membuat sekolah sebagai kawasan tanpa rokok sebagaimana diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2015.

Kepala SMP Marsudirini Sr M Coleta menyatakan dukungannya terhadap kegiatan itu karena sangat baik bagi anak untuk mengetahui bahaya rokok dan menyuarakannya kepada keluarga dan warga sekitar. "Harapan saya, tidak ada lagi iklan rokok di dekat sekolah. Setiap hari anak lewat dan melihat iklan rokok. Tidak sepantasnya iklan rokok dipasang di dekat sekolah karena dapat memengaruhi anak-anak," katanya, Rabu (14/12).

Adapun di Tangerang Selatan, SMP PGRI 1 membuka kegiatan dengan mematahkan replika rokok oleh kepala sekolah dilanjutkan dengan aksi kreatif lomba stand up comedy dan pop singer bertema "Gaul Tanpa Rokok." Para siswa SMP PGRI 1 Tangerang Selatan menyatakan menjauhi rokok dan tidak terbujuk rayuan iklan rokok. "Kita bisa keren tanpa rokok. Ayo berubah," ujar Ahmad, salah seorang siswa.

Di SMA Negeri 4, para siswa menggelar lomba parade busana dan futsal bertema "Aktif dan Sehat Tanpa Rokok". Ketua OSIS SMA Negeri 4 Utari Fatimah yang juga ketua panitia kegiatan mengaku antusias dengan sekolahnya yang akan dijadikan sebagai kawasan tanpa rokok. "Saya senang dan bangga. Kegiatan ini sangat positif mengajarkan teman-teman saya hidup sehat tanpa rokok dan tidak mudah terbujuk rayuan iklan rokok," ujarnya.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan, pihaknya sedang mendampingi 90 sekolah di lima kota untuk menjadi pelopor sekolah sebagai kawasan tanpa rokok di Indonesia. "Lima kota yang beberapa sekolahnya kami dampingi adalah Mataram, Padang, Kota Bekasi, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Bogor," jelasnya.

Lisda menuturkan, anak-anak merupakan sasaran industri rokok untuk menjadi perokok pemula, menggantikan perokok-perokok dewasa yang jumlahnya akan semakin berkurang karena sakit dan meninggal dunia akibat penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rokok.

Hasil pemonitoran iklan rokok di sekitar sekolah di lima kota pada 2015 ditemukan 85 persen sekolah dikepung oleh iklan rokok. Penempatan iklan rokok di sekitar sekolah ditujukan agar anak-anak terpengaruh untuk mulai merokok.

Studi yang dilakukan Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Universitas Hamka pada 2007 menemukan 46,3 persen anak mengaku terpengaruh merokok karena melihat iklan. "Guru mendukung aksi ini. Mereka berharap tidak ada lagi iklan rokok dekat sekolah karena anak setiap hari lewat dan melihat. Ini dapat memengaruhi anak-anak," kata Lisda mengutip ucapan salah seorang guru.     antara, ed: Endro Yuwanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement