Rabu 09 Nov 2016 16:00 WIB

Penolakan Ahok-Djarot Fenomena Baru di Pilkada

Red:

JAKARTA — Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) kerap mendapatkan penolakan dari masyarakat saat ingin menggelar kampanye. Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz menilai, hal yang menimpa Ahok-Djarot itu merupakan fenomena baru di pilkada. Sebab, kandidat yang berkampanye di beberapa daerah selama ini selalu mendapat sambutan dari warga. "Ditolak untuk datang ke wilayah kampanye memang baru. Sejauh yang saya tahu, baru," katanya, Selasa (8/11).

Masykurudin mengatakan, munculnya fenomena penolakan masyarakat terhadap kandidat tertentu yang datang berkunjung memiliki sejumlah alasan. Menurut analisisnya, bisa jadi pasangan Ahok-Djarot memiliki persoalan pelik dengan kelompok masyarakat tertentu. Dia menyatakan, apa yang menimpa pasangan yang diusung PDIP, Golkar, Nasdem, dan Hanura itu termasuk masalah yang cukup pelik. "Penolakan itu dilakukan karena berkelindannya persoalan antara hukum, politik, dan agama," katanya.

Masykurudin menyatakan, sebenarnya urusan pilkada itu hanya terkait dengan masalah politik atau aspek kepemiluan. Jika situasi itu yang terjadi, ia meyakini, masyarakat akan menerima perbedaan pilihan dan tidak mempermasalahkan kunjungan kandidat ke wilayahnya. Tetapi, kondisi itu berbeda dengan konteks di Jakarta, yang tidak hanya melibatkan persoalan politik semata.

Dia menengarai, pasangan Ahok-Djarot terlibat dalam masalah yang berkaitan dengan hukum dan agama. Sehingga, ketika ingin kampanye untuk menyerap aspirasi masyarakat, ada kelompok warga yang tak suka dengan kebijakan Ahok-Djarot selama memimpin, memilih untuk menolak, bahkan melawan keduanya. "Berkelindannya tiga persoalan (politik, hukum, dan agama) itulah yang pada akhirnya memunculkan penolakan," ujarnya.

Iklan kampanye

Cagub Ahok mengaku kecewa dengan tindakan PPP kubu Djan Faridz yang sudah memasang iklan kampanye di media massa. Iklan kampanye yang menampilkan kontrak politik antara PPP kubu Djan Faridz dan pasangan Ahok-Djarot itu telah dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta oleh PPP kubu Romahurmuziy karena ada indikasi pelanggaran.

Ahok pun mengaku merasa dirugikan dengan tindakan PPP kubu Djan Faridz karena justru membuatnya dalam posisi sulit. "Ngapain lu begitu? Bahaya loh, sudah jelas kalau pasang iklan itu hukumnya didiskualifikasi. Kalau gitu ngapain?" ujar Ahok saat kampanye di Petojo Utara, Gambir, Selasa (8/11).

Mantan bupati Belitung Timur itu mengaku tidak mengetahui tindakan kubu Djan Faridz yang memasang iklan di televisi. Ahok pun sudah menegur langsung tindakan itu. Ahok merasa dukungan PPP kubu Djan Faridz ternyata tidak menguntungkannya, malah merugikannya. "Partai saya sudah lengkap kok, ngapain dukung saya kalo saya didiskualifikasi? Biar nggak nyalon?" kata Ahok curiga.

Ahok kembali menegaskan, tim suksesnya juga sama sekali tidak tahu kampanye iklan tersebut. Ahok mengaku ingin taat aturan dan berkampanye secara tertib. Dia pun mengingatkan seluruh pendukungnya untuk tidak malah menjerumuskannya dengan membuat kampanye yang bisa menimbulkan masalah.

"Dia yang semangat untuk bantu. Menurut kami itu tidak boleh. Karena mereka bukan partai resmi pendukung kami. Jadi, kami minta setop dan mereka sudah setop. Ini mah bukan mau menolong kami, melainkan bikin kami didiskualifikasi," ujarnya. rep: Umar Mukhtar, Dian Risalah Fath  ed: Erik Purnama Putra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement