Selasa 30 Aug 2016 14:00 WIB

Mari Mengenal Kawasan Terpadu untuk Mengolah Susu

Red:

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui program Meat-Milk Pro telah mendesain unit pengolahan susu yang dilengkapi dengan laboratorium dan ruang kelas di kawasan Cibinong Science Center-Botanic Garden (CSC-BG). Unit pengolahan susu ini bukan hanya untuk memproduksi susu olahan terstandar, tetapi juga digunakan sebagai tempat riset dan pembelajaran teknologi pengolahan susu.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI, Enny Sudarmonowati, menuturkan, lokasi itu juga berfungsi sebagai inkubator teknologi pengolahan susu yang menghasilkan paket-paket teknologi dan produk susu pasteurisasi, yoghurt, dan keju yang diintegrasikan dengan program Biovillage. Adapun Biovillage merupakan proyek percontohan kawasan terpadu yang menggabungkan pertanian/pangan, pakan, pupuk, dan energi.

"Biovillage ditujukan sebagai etalase hasil riset di Kedeputian IPH LIPI yang diintegrasikan dengan konsep zero waste," kata Enny, Senin (29/8).

Enny mengharapkan, konsep ini ke depannya dapat direplikasikan di daerah lain. Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Bambang Sunarko, menuturkan, beberapa produk atau teknologi yang ditampilkan di kawasan Biovillage LIPI adalah teknologi sederhana yang mudah diadopsi dan direplikasi. Beberapa kegiatannya saat ini yaitu pengelolaan sapi, teknologi pengolahan susu, teknologi produksi pakan segar, awetan dan probiotik ternak, teknologi produksi biogas dari limbah peternakan, budi daya dan produksi pangan organik hingga menjadi produk olahan, dan teknologi produksi pupuk hayati berbasis mikroba unggul lokal.

Selain itu, kata Bambang, ada juga teknologi pengolahan limbah organik menjadi kompos, teknologi pengolahan limbah kantor (kertas dan plastik), peternakan lebah madu di bawah tegakan tanaman buah koleksi, produksi bibit unggul buah tropis dan tanaman penghijauan, dan pengelolaan taman atau kebun edukasi plasma nutfah, seperti taman kupu, plasma nutfah buah, dan domestikasi hewan oposum. "Kawasan ini diharapkan dapat menjadi tempat pendidikan bagi masyarakat umum sekaligus sebagai tujuan wisata edukasi," katanya.

Koordinator Kegiatan Biovillage, Enung Sri Mulyaningsih, menambahkan, kawasan Biovillage dibagi dalam tiga zona. Tahun 2016 merupakan tahun kedua dari lima tahun pembangunan kawasan Biovillage, dan fokus pada pembangunan infrastruktur yang menghubungkan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain, khususnya di zona satu. "Pada tahun ini pula, pengoperasian unit pengolahan susu secara terstandar akan dimulai," ujarnya.

Untuk mengenalkan konsep Biovillage kepada masyarakat, sebelumnya LIPI telah menggelar kegiatan Open House Biovillage 2016 yang dipusatkan di zona satu, pada Senin. Kegiatan ini diisi dengan pameran, demonstrasi, dan kunjungan ke lapangan, khususnya di area zona satu. Dalam kegiatan tersebut, masyarakat juga berkesempatan melihat teknologi yang ditampilkan di Biovillage.

Syahruddin, kepala Laboratorium Reproduksi Pemuliaan dan Kultur Sel Hewan LIPI, menyebutkan, ke depan juga telah dicanangkan program Milk Go to School secara periodik, seperti sepekan sekali. Bekerja sama secara bilateral dengan Spanyol, unit pengolahan susu ini juga dilengkapi dengan laboratorium dan ruang kelas. "Kami juga bekerja sama dengan pemerintah-pemerintah daerah, industri bisnis, dan tentunya sektor pendidikan. Pekan depan unit serupa juga akan dibangun di Tasikmalaya. Diharapkan Milk Go to School akan menjadi gerakan nasional," kata dia.

Menurut Ketua Dewan Persusuan Nasional (Indonesian National Daity Board) Teguh Boediyana, program ini merupakan langkah luar biasa mengingat konsumsi susu yang rendah di masyarakat. Kata dia, konsumsi susu tentu sangat penting terutama bagi anak-anak. "Susu menjadi instrumen untuk mencegah generasi yang hilang, tanpa susu anak-anak kurang bagus dalam menghadapi liberalisasi," kata dia.

Memang, Teguh melanjutkan, masyarakat Indonesia cenderung sudah banyak yang melek terkait manfaat susu. Namun, di samping itu, masih banyak pula yang memiliki daya beli rendah terhadap susu. Karena itu, pembangunan unit pengolahan susu ini diharapkan dapat menanggulangi sekaligus meningkatkan daya saing di industri persusuan.

Teguh menambahkan, manfaat terkait konsumsi susu rutin sejatinya sudah disadari banyak negara, baik negara maju dan berkembang. Ia mencontohkan, beberapa negara yang sangat serius mendorong tingkat konsumsi susu di masyarakat untuk melahirkan generasi cerdas. Seperti Iran yang memiliki program konsumsi susu untuk 12 juta murid per pekan.

Lalu, Teguh melanjutkan, Jepang dengan program konsumsi susu untuk 8 juta murid setiap harinya yang sepenuhnya dibiayai negara. Termasuk generasi Thailand dan Vietnam, yang juga sangat disiapkan secara serius untuk menghadapi liberalisasi, termasuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Sebelumnya bukan berarti kita tidak pernah mencanangkan program seperti ini, namun sekarang bisa kita dorong lebih serius untuk melahirkan generasi muda yang berkualitas," kata dia.    Oleh Santi Sopia, ed: Endro Yuwanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement