Senin 01 Feb 2016 16:00 WIB

Berasa Seperti di Alam Bebas

Red:

Belum banyak yang tahu jika ada taman cukup luas di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Taman Tebet atau kadang warga setempat menyebutnya sebagai Taman Tebet Honda. Taman seluas 1.800 meter persegi ini menjadi tujuan warga Ibu Kota yang mendamba udara bersih dan pepohonan rindang.

Terletak di tengah-tengah antara Jalan Tebet Barat Raya dan Tebet Timur, warga bisa melepas penat aktivitas keseharian dengan merasakan sensasi kembali ke alam hanya dengan berkunjung ke Taman Tebet.

Terdapat tiga pintu masuk jika ingin masuk ke Taman Tebet. Saat memasuki Taman Tebet, pengunjung seolah dimanjakan dengan pesona alam pohon rindang, kicauan burung, dan udara sejuk. Meski masih terdengar bisingnya kendaraan yang melewati taman, kicauan burung gereja seperti menendangkan sabda alam.

Sekitar seratusan pohon berbagai jenis ada di taman yang juga dimanfaatkan sebagai paru-paru kota untuk menghirup polusi karbon. Setidaknya ada pohon jenis mahoni, ketapang, dan beringin yang mengelilingi Taman Tebet. Hijaunya pepohonan pun membuat binatang, seperti kupu-kupu, belalang, atau kumbang tak ragu untuk singgah.

Keindahan taman ini juga ikut mengundang berbondong-bondong warga Ibu Kota untuk sekadar melepas lelah dari kehidupan perkotaan. Ketika Republika menyambangi Taman Tebet pada Sabtu (30/1) pagi, puluhan tampak bebas beraktivitas. Ada yang olahraga, bercengkerama bersama keluarga, maupun hanya jalan santai berkeliling taman. Mayoritas warga yang berkunjung pada Sabtu pagi merupakan warga yang hendak jogging.

Salah satu pengunjung bernama Hadi Suyatman (51 tahun) mengaku sering berkunjung setiap pekan. Laki-laki yang masih bekerja di salah satu perusahaan swasta tersebut merasa nyaman dan leluasa berolahraga di Taman Tebet, lantaran wilayahnya cukup luas. "Saya sering datang ke sini setiap pekan," katanya.

Dia mengatakan, fasilitas di Taman Tebet sudah cukup memuaskan. Bahkan ia menilai, adanya fasilitas trek untuk refleksi yang beralaskan bebatuan menjadi daya tarik tersendiri. Karena itu, ia berkunjung ke taman ini supaya mampu menurunkan kadar lemak. Dia sadar, olahraga di usianya merupakan prioritas agar tubuh tetap fit dan jauh dari penyakit.

"Saya olahraga supaya bisa menurunkan kadar lemak kan daripada numpuk bisa bahaya tuh, saya di sini lari keliling taman tiga kali atau jalan santai 10 kali," ucap Hadi yang tinggal di wilayah Cawang tersebut.

Gita Sulastri (39) yang datang bersama keluarganya menyatakan, Taman Tebet cukup memfasilitasi dirinya yang rindu alam. Perempuan yang sehari-harinya bekerja di kantor swasta itu merasa sudah lelah bermacet-macetan di Jakarta dari Senin hingga Jumat. Karena itu, setiap akhir pekan ia membawa serta anak dan suaminya menikmati sejuknya udara di Taman Tebet.

"Setiap hari kerja saya selalu hirup polusi, jadi kalau ke taman ini ibaratnya refreshing lah biar udara bersih bisa masuk ke paru-paru saya," tuturnya.

Gita merasa tidak masalah membawa serta kedua anaknya yang masing-masing masih berusia lima dan 10 tahun. Sebab, ia ingin kecintaannya berolahraga dan menikmati udara sejuk di alam dapat menular kepada anaknya. Meski anaknya yang masih berusia lima tahun, Raffy sering rewel saat diajak berolahraga, ia tidak panik. Sebab, ada fasilitas permainan anak sehingga rengekan anaknya bisa berhenti saat diajak bermain seluncuran.

"Asyik ya ke taman ini walau bawa anak saya tidak ragu bakal mengganggu olahraga, toh ada mainan anak juga," katanya.

Pengunjung taman lainnya, Artika Dewi (27), memberi catatan dengan seringnya muncul bau tidak sedap di Taman Tebet. "Tamannya sih bagus, udaranya bersih dan saya senang olahraga di sini. Tapi, kadang bau ya karena ada kali (sungai) tuh jadi suka merasa terganggu saja."

Sebagai warga sekitar Tebet yang setiap pekan berkunjung ke Taman Tebet, Artika berharap pengelola bisa membantu mengurangi bau tidak sedap itu. Menurut dia, perlu ada pembersihan aliran sungai yang melewati taman agar pengunjung tidak terganggu. Dia menyayangkan, udara sejuk dan pemandangan serba hijau yang tersaji akhirnya sirna gara-gara bau tidak enak yang tidak kunjung ditangani.

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Ratna Diah berjanji akan meningkatkan sarana dan prasarana semua taman di Jakarta, termasuk Taman Tebet. Namun, ia meminta masyarakat bersabar karena perbaikan itu tentunya memerlukan waktu dan anggaran.

"Kita ingin tingkatkan sarana dan prasarana taman seperti perpustakaan mini, wifi, dan sarana fitnes. Kita akan lengkapi taman dengan sarana itu," katanya.

Ratna melanjutkan, pihaknya terus melakukan proses pembebasan lahan untuk meluaskan taman. Dia berusaha mengembalikan fungsi sejumlah taman di Jakarta yang kerap menjadi tempat jualan pedagang kaki lima (PKL). Adapun ketika disindir soal bau tidak sedap dari Taman Tebet akibat sungai yang kotor, ia merasa hal itu merupakan wewenang Dinas Tata Air DKI.

"Kalau ada bau (tidak sedap) dari sungai yang melintas di taman itu ya wewenang Dinas Tata Air. Saya janji akan berkoordinasi dengan mereka supaya bisa menangani ini," ujarnya.  c33, ed: Erik Purnama Putra

***

Dijaga 24 Jam

Salah satu petugas satuan pengamanan (satpam) Taman Tebet, Sariman, menerangkan, terdapat tujuh personel keamanan dan 14 petugas kebersihan yang selalu bersiaga di lokasi. Khusus untuk petugas kebersihan, kata dia, disiagakan mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.

"Kalau keamanan jaga 24 jam di sini terbagai beberapa shift. Kalau ada yang masih kumpul di taman di atas jam tujuh (malam) dan mencurigakan ,suka kita usir," jelasnya.

Di Taman Tebet ada dua toilet yang disediakan untuk pengunjung. Ketersediaan airnya terbilang cukup memadai, namun dinding toilet terlihat kusam. Adapun ketersediaan tempat sampah bisa dikatakan cukup banyak karena setidaknya ada 20 titik. Bentuknya pun cukup unik karena berbentuk buah apel dan hewan penguin supaya memancing minat anak-anak membuang sampah sesuai tempatnya.

Sedangkan untuk lintasan jogging terbuat dari aspal yang rata. Lebarnya sekitar satu setengah meter dan panjangnya sekitar 800 meter melingkari taman. Sepanjang sisi dari lintasan jogging ditumbuhi sejenis pohon pandan dan palem.

Tak hanya fasilitas jogging, disediakan pula sarana bermain anak. Tujuannya supaya pengunjung yang membawa serta anaknya bisa menghibur sang anak agar tidak rewel menemani orang tuanya yang berolahraga.   c33, ed: Erik Purnama Putra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement