BALAI KOTA -- Dalam setiap kesempatan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kerap membandingkan Ibu Kota dengan Solo, kota yang pernah dipimpinnya. Menurut Jokowi, Jakarta lebih beruntung dari Solo karena memiliki anggaran yang berpuluh kali lipat lebih besar.
Jokowi menjelaskan, saat ia menjabat sebagai wali kota Solo, kota tersebut hanya mendapat anggaran Rp 3,5 triliun selama lima tahun. Sedangkan, Jakarta yang terdiri dari lima kota dan satu kabupaten, menerima anggaran Rp 70 triliun untuk satu tahun.
"Makanya, kalau Jakarta tidak bisa menyelesaikan masalahnya, pasti ada yang keliru," ujar Jokowi, Rabu (20/8).
Menurut pria berusia 53 tahun ini, dengan anggaran yang demikian besar, Jakarta bisa melakukan banyak hal untuk berubah menjadi kota yang lebih baik. Jokowi yakin, penggantinya mampu mengubah wajah Jakarta menjadi kota yang lebih layak untuk ditinggali.
"Saya yakin, gubernur berikutnya bisa ngebut selesaikan masalah. Asal ditutup sama yang di sini (Istana)," kata Jokowi berisyarat.
Politikus PDI Perjuangan itu rencananya akan mengajukan surat pengunduran diri sebagai gubernur DKI Jakarta pada hari ini (21/8) atau setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilpres 2014.
Berbicara di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (19/8), Jokowi mengatakan, "Ya, bisa Oktober, bisa juga Desember."
Mantan wali kota Surakarta itu sempat berencana mengundurkan diri sebagai gubernur DKI setelah Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriyah. "Surat pengunduran diri baru akan saya ajukan setelah Lebaran, kira-kira Agustus 2014," kata Jokowi ketika mulai aktif kembali di Balai Kota DKI pada 23 Juli 2014.
Saat itu, Jokowi mengatakan, surat pengunduran diri itu diajukan menyusul hasil rekapitulasi suara oleh KPU pada 22 Juli 2014 yang menetapkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. n antara red: halimatus sa'diyah ed: karta raharja ucu
Ikuti Whatsapp Channel Republika
