Rabu 27 Jan 2016 16:00 WIB

DR Winai Dahlan, Direktur Pusat Sains Halal (HSC) Universitas Chulalongkorn Thailand: Pasar Halal Meningkat dari Waktu ke Waktu

Red:

Unggul dalam ekspor pangan ha lal, bagaimana perspektif Thai land soal industri halal di ASEAN?

Tidak, tidak. Kami tidak merasa ka mi di atas. Pangsa pasar pangan halal ASEAN saat ini hanya 10 persen. Kare na itu tidak berguna bersaing satu sa ma lain, tapi kita harus bekerja sama me nawarkan ASEAN sebagai pusat halal dunia.

Porsi pasar Muslim sendiri sekitar 20 persen, tapi tendensi pada produk halal mencapai 89 persen secara global karena mempertimbangkan juga pasar non-Muslim. Pangan halal bukan hanya soal halal, tapi juga keamanan pangan. Kami menawarkan pangan aman itu melalui produk halal.

Menggelar ekspo internasional seperti Thailand Halal Assembly untuk ke dua kali, apakah pemerintah Thailand punya target tertentu?

Pasar halal sudah muncul di permukaan dan semua orang sudah ta hu nilai signifikan pasar ini. Mereka datang, kami akan memanggil me re ka untuk bergabung dengan kami. Sa ya tekankan, kita tidak bisa bergerak sendiri. Bekerja sendiri bukan mo del kerja yang cocok di masa depan.

Apakah akan ada standar tunggal atau Thailand bisa menjadi acuan standar?

Kami sedang membicarakannya. Kita butuh standar tunggal itu. Tapi kita harus menentukan organisasi mana yang bisa melakukan itu, mung kin bisa melalui Institut Stan dar dan Metrologi Negara-Ne gara Islam (SMIIC) yang berisi nega ranegara anggota Organisasi Kon ferensi Islam (OIC). Karena kita tak bisa menerima non-Muslim me lakukan sertifikasi halal. Proses sertifikasi halal mencakup akidah dan syariah, bebas dari urusan bisnis.

Usaha Anda begitu besar untuk mengembangkan industri halal melalui HSC. Bagai mana Anda memulainya?

HSC berdiri karena perhatian terhadap konsumen Muslim di sini. Kita tahu Thailand negara yang mayoritasnya non-Muslim. Kami sadari ada banyak makanan yang sebenarnya cocok dengan Muslim. Pendekatan kemudian dilakukan secara saintifik menggunakan peralatan sains untuk menganalisis. Kami memulai itu se mua 20 tahun lalu. Kami membangun konsep HSC saat itu sampai akhirnya kami mendapat hibah dari pemerintah untuk membangun HSC di Universitas Chulalongkorn.

Karena Muslim minoritas, bagaimana meyakinkan pemerintah untuk mengembangkan semua ini?

Kami meyakinkan mereka melalui fakta bahwa pasar halal meningkat dan booming dari waktu ke waktu. Mereka juga melihat pertumbuhan ekonomi halal. Karena Thailand ingin menjadi dapur dunia, pangan yang ditawarkan harus aman dan harus bisa melayani semua, termasuk yang halal. Terkait yang halal, ini didukung pendekatan sains untuk menunjukkan kualitas makanan. Dari situ kami usulkan pusat sains halal dan pengembangannya.

Saat memulai dulu, kami harus mendapat izin dan bekerja sama dengan lembaga pemerintah. Biarkan mereka mengenal kami dulu dan menyadari pentingnya produk halal di pasar. Kami bekerja untuk kepentingan konsumen, bukan produsen dan pebisnis. Ini tentang niatan kerja kami. Sekarang pemerintah sudah melihat arti signifikansi halal, lebih dari yang diduga. Oleh Fuji Pratiwi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement