Selasa 19 May 2015 16:00 WIB

Efek Domino Liga Champions

Red:

Liga Champions Eropa mu sim 2014-15 sudah memasuki fase akhir. Akhirnya, Juventus bertemu dengan Barcelona pada partai final yang akan digela-r pada 6 Juni mendatang.

Barcelona sangat superior dengan menjungkalkan tim kuat Jerman Bayern Muenchen. Barca memang kalah 2-3 pada leg kedua semifinal Liga Champions di Allianz Arena Rabu (13/5) lalu. Akan tetapi, hasil itu tetap mengantarkan El Barca lolos ke partai final karena menang agregat 5-3 setelah pada pertemuan semifinal pertama unggul telak 3-0.

Juventus mampu meredam gempuran Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan di Santiago Bernabeu pada gim kedua semifinal, Kamis (14/5). Madrid tersingkir se telah laga berakhir imbang 1-1. Juve unggul agregat 3-2 dan lolos ke partai final.

Lolosnya Barca dan Juve ke final Liga Champions membuat peta persaingan di kompetisi terbesar Eropa ini makin keras. Hingga musim 2013-14 saja, sudah 24 kali klub asal Spanyol tampil pada partai puncak Liga Champions. Namun, klubklub asal Italia yang masih mendominasi partai final karena sudah 26 kali mencicipi atmosfer persaingan final Liga Champions. Tim asal Inggris berada pada urutan ketiga setelah tampil hingga 19 kali, sementara dari Jerman 17 kali.

Meski demikian, klub asal Spanyol masih menjadi raja di Liga Champions karena berhasil merebut 14 trofi. Italia dan Inggris sama-sama baru mengoleksi 12 trofi, sedangkan dari Jerman dan Belanda masing-masing baru tujuh trofi.

Empat negara, yaitu Spanyol, Italia, Inggris, dan Jerman masih terlalu kuat di kompetisi ini. Nyaris setiap tahun merekalah yang paling jago merebut perhatian penggemar sepak bola di seluruh jagat ini. Pada lima musim terakhir, empat kali klub asal Jerman tampil di final, sementara dari Spanyol hanya tiga kali. Italia dan Inggris masing-masing hanya mampu sekali dan dua kali menempatkan tim mereka pada babak final.

Namun, dari Jerman hanya dua klub yang tampil di final dari empat kali mencicipi partai puncak, yaitu Bayern Muen chen dan Borussia Dortmund. Muenchen bahkan tampil tiga kali, sedangkan Dortmund hanya sekali pada lima tahun terakhir.

Real Madrid dan Barcelona tetap menjadi wakil rutin klub Spanyol di Liga Champions dalam lima tahun terakhir. Atletico Madrid menyelip di antara keduanya meski gagal merebut gelar juara. Dari Inggris, peran klub diwakili oleh Chelsea dan Manchester United.

Berjaya di Liga Champions jelas me nimbulkan efek domino sangat besar, apalagi bagi pemenang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Imbas lang sungnya, tentu sang juara akan mem bawa pulang hadiah uang tunai lebih besar ketimbang klub-klub lainnya. UEFA, regulator kompetisi sepak bola Eropa, memastikan juara musim ini akan menerima hadiah uang tunai sebesar 10,5 juta euro, sementara runner-up 6,5 juta euro.

Total uang tunai bisa makin banyak karena setiap klub yang tampil sejak fase grup hingga babak gugur juga mendapatkan hadiah besar. Setiap tim yang tampil pada fase grup menerima hadiah 8,6 juta euro ditambah 1,0 juta euro setiap mengoleksi kemenangan dan 0,5 juta euro bila memetik hasil seri dari pertandingan grup.

Masing-masing klub bisa mendapatkan suntikan dana lebih besar bila lolos dari fase grup. Setiap tim yang tampil pada babak 16 besar menerima hadiah 3,5 juta euro.

Klub-klub yang tampil pada perempat final menerima uang masing-masing 3,9 juta euro. Bila tampil di semifinal, akan mendapat tambahan 4,9 juta euro. Tambahan pendapatan klub makin besar karena UEFA juga memberikan jatah dari penerimaan hak siar televisi kepada seluruh klub peserta.

Pekan pertama Mei lalu, UEFA meng umumkan hadiah lebih menggiurkan bagi klub-klub yang berlaga di Liga Champions mulai musim 2015-16 mendatang. Hadiah yang diterima masingmasing tim pada fase grup naik 40 persen menjadi 12 juta euro. Hadiah setiap me metik kemenangan pada fase grup malah naik 50 persen menjadi 1,5 juta euro, sementara hasil seri tetap 0,5 juta euro.

Pada babak 16 besar, hadiahnya naik 57 persen menjadi 5,5 juta euro. Hadiah bagi klub yang tampil di perempat final naik 54 persen menjadi 6,0 juta euro, sementara hadiah semifinal naik 43 persen menjadi 7,0 juta euro.

Yang mengejutkan, mulai musim depan hadiah bagi runner-up naik paling tinggi, 62 persen, menjadi 10,5 juta euro, sama dengan yang diraih peraih trofi juara musim 2014-15. Hadiah pemenang musim mendatang naik 43 persen menjadi 15,0 juta euro.

Hadiah di Liga Champions memang cenderung naik meski tidak setiap musim. Pada 2009-10, total hadiahnya naik signifikan sebesar 29,8 persen men jadi 757,447 juta euro dari 583,4 juta euro pada 2008-09. Namun, pada 2010-11 total hadiahnya turun 0,4 persen, sangat tipis, dibandingkan musim sebe lumnya men jadi 754,1 juta euro.

Penurunan terjadi karena bonus yang semula totalnya 233,28 juta euro menjadi 230,4 juta euro dan jatah di market pool turun menjadi 341,1 juta euro dari sebe lumnya 342,767 juta euro. Namun, UEFA menambah hadiah pada klub yang tampil pada semifinal dan final.

Total hadiah pada babak semifinal naik men jadi 16,8 juta euro dari sebelumnya 16 juta euro, sedangkan babak final menjadi 16,6 juta euro (sebelumnya 14,2 juta euro).

Hadiah Liga Champions kembali naik sejak musim 2012-13. Total hadiah yang disediakan hingga musim 2014-15 sebesar 904,6 juta euro, naik 20 persen dari musim sebelumnya. Total hadiah yang ditawarkan mulai musim depan lebih besar lagi sehingga kompetisi ini memberi daya tarik makin besar pula.

Karena itulah, menjadi juara Liga Champions selalu menjadi impian selu ruh klub Eropa. Tidak hanya soal hadiah yang mereka incar, tetapi mereka juga akan merasakan dampak tak langsung setelah mereka meraih trofi tertinggi di Benua Biru.

Juara di liga domestik pasti sangat menggembirakan. Selain mendapat hadiah besar, mereka juga mengamankan peluang tampil di kompetisi lebih akbar di level Eropa.

Wajarlah saat ini seluruh tim di kompetisi lokal berjuang keras agar bisa lolos ke Eropa. Tidak sekadar lolos, tetapi bisa tampil tanpa melalui kualifikasi.

Gagal masuk kelompok papan atas, tentu menyedihkan. Banyak pemain top yang akhirnya hengkang karena timnya gagal tampil di Liga Champions, seperti yang terjadi dengan Luis Suarez. "Saya meninggalkan Liverpool untuk memenangi Liga Champions bersama Barce lona," ujar pemain asal Uruguay ini, seperti dimuat the Guardian, beberapa hari lalu.

Begitu sebuah klub menggenggam trofi Liga Champions, reputasinya langsung meningkat. Para pemain dari klub juara pun akan memiliki nilai tawar lebih tinggi saat dipinang klub lain. Dengan kata lain, nilai jual pemain makin mahal, apalagi bagi para pemain kunci yang mampu memberikan kontribusi besar bagi timnya.

Reputasi manajer atau sang pelatih juga makin menjulang. Bisa jadi, kontrak mereka akan terus diperpanjang dengan tawaran gaji lebih tinggi.

Klub sebagai aset, modal, dan alat bisnis juga akan makin mudah bersaing menghadapi para pesaing, baik di domes tik maupun di tingkat regional. Begitu sebuah tim menjadi juara, nilai aset klub sudah pasti meningkat karena pendapatan mereka juga bertambah.

Menjadi juara akan memunculkan efek tak langsung, seperti gelombang besar bagi seluruh komponen dan pihak-pihak yang terlibat. Para mitra bisnis akan makin percaya, bahkan reputasi mereka juga bisa makin bersinar.

Kesuksesan klub profesional di Eropa selalu diikuti oleh kesuksesan di pihak lain. Para mitra, sponsor, hingga ke para pebisnis di tingkat ritel yang mampu menjangkau hingga ke pelosok dunia akan me ra sakan manisnya imbas juara.

Kota dan negara tempat berlangsungnya pertandingan juga akan menikmati gurihnya dolar karena pendapatan sektor pariwisata dan transportasi bertambah. Kota Berlin, tempat ber teng gernya Stadion Olym pia, yang akan menjadi are na berlangsungnya partai final Liga Champions mu sim ini, diperkirakan akan memetik pendapatan mini mal 39 juta dolar AS dari satu pertandingan saja pada 6 Juni nanti.

Dari mana pendapatan besar itu? Ribuan fans sepak bola tentu akan berbondong-bondong mendatangi Berlin. Mereka tak terbatas dari negara asal klub tersebut. Semua yang menjadi penggemar klub yang tampil di final tentu akan berusaha meluncur ke ibu kota Jerman tersebut.

Pendapatan dari tiket saja sudah pasti akan sangat besar. Stadion Olympia ber kapasitas besar, mampu me nampung 77 ribu penonton. Pendapatan lainnya ber sum ber dari penjualan suvenir, akomodasi, transportasi, serta penjualan makanan dan minuman.

Ada empat kategori tiket yang dijual pada final nanti. Pada harga normal, kategori termahal dijual 390 euro, sementara kategori kedua hingga keempat masingmasing 280, 160, dan 70 euro per tiket.

Untuk paket tiket bagi usia muda dijual 140 euro, yang berlaku bagi satu orang dewasa dan satu tiket anak-anak di kategori kedua. Bahkan, total untuk membeli tiket secara online bisa lebih mahal karena ada beberapa biaya tambahan lainnya, di antaranya untuk biaya pesan, dari luar Jerman saja terkena charge 20 euro, sementara untuk di dalam negara Jerman 10 euro.

Dari hasil riset Onefootball & GoEuro.co.uk, seluruh kota penyelenggara pertandingan Liga Champions bisa mengeruk total pendapatan hingga 261 juta dolar AS. Ini terjadi karena para fans selalu mengikuti perjalanan tim kesayangan mereka.

Kota dari klub Liga Primer Inggris Chelsea, Arsenal, dan Manchester City bisa memperoleh pendapatan 1,4 juta dolar AS bila mereka mampu melewati babak 16 besar. Sayang, mereka gagal. "Sepak bola mampu menarik wisatawan dari mancanegara dan domestik," ung kap Steven Small, kepala Bisnis Pariwi sata Visit Manchester, beberapa waktu lalu.

Semifinalis Barcelona, Bayern Muen chen, dan Juventus mampu menyumbang pendapatan hingga 6,0 juta dolar AS bagi kota tempat asal klub masing-masing. Real Madrid yang bertemu tim sekota Atletico Madrid pada babak perempat final kehilangan potensi pendapatan hingga 1,8 juta dolar AS.

Wisata kota Madrid kali ini tak terlalu cerah karena tak ada perjalanan yang menggairahkan dari para fans. Karena tim satu kota, jarak stadion masing-masing pun sangat dekat sehingga uang yang dihabiskan fans juga sangat kecil. Madrid makin menderita karena gagal mempertahankan gelar. Sekarang Berlin yang menatap jutaan dolar meski wakil dari Jerman tak ada di partai final.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement