Rabu 29 Jun 2016 15:00 WIB

Perbankan Syariah Siap Laku Pandai

Red:

JAKARTA — Beberapa bank syariah siap meluncurkan program layanan keuangan tanpa kantor untuk keuangan inklusif (Laku Pandai) tahun ini. Pematangan sistem teknologi dan pemenuhan persyaratan terus dikejar.

Direktur IT & Operation Bank Syariah Mandiri (BSM) Fahmi Ridho mengatakan, perseroan menargetkan program Laku Pandai bisa berjalan pada kuartal empat tahun ini. Kalau ini berhasil, BSM optimistis bisa membantu percepatan bisnis karena ada dukungan atas liabilitas.

Laku Pandai BSM baru diuji coba untuk menguji sistem yang ada dengan tambahan layanan baru. Tim BSM tengah melakukan analisis celah penerapan sistem untuk Laku Pandai.

Selain itu, akan ada pula integrasi sistem teknologi BSM dengan induknya, Bank Mandiri, untuk percepatan layanan. Percobaan layanan syariah bank (LSB) juga sudah dilakukan di enam kantor Bank Mandiri dan direncanakan pada Juli 2016 LSB akan diluaskan ke cabang-cabang Bank Mandiri.

"Kami ingin saat sudah berjalan, performa layanan bagus dan sesuai target," kata Fahmi usai silaturahim BSM dengan media di kantor pusat BSM, beberapa waktu lalu. Agen yang akan digunakan merupakan agen yang sudah memiliki ikatan kerja sama dulu, seperti payment point online bank (PPOB) dan agen remitansi. Ini agar mereka tidak hanya menjadi agen pembayaran, tetapi juga membantu pembukaan rekening.

"BSM tidak akan di luar itu dulu. Agen remitansi yang bekerja sama ada di Malaysia, Arab, Jepang, Taiwan, dan Hong Kong. Kalau sudah dapat agen, sistem bisa masuk," kata Fahmi.

Secara total, ada 20 ribu agen PPOB BSM yang aktif di seluruh Indonesia. Sementara, agen remitansi dilirik karena potensial dan BSM ingin menangkap peluang kecenderungan TKI mulai berbank syariah. "Ini sudah terlihat sejak 2010. Mereka lihat pola bagi hasil menarik. Ini tidak lepas berkat upaya pendekatan komunitas dan pengajian yang membuat para TKI mau berbank syariah," ungkap Fahmi.

Di sisi potensi, Fahmi menyebut potensi remitansi sangat besar. Dari potensi Rp 140 triliun pada 2014, yang masuk ke Indonesia hanya Rp 1 triliun. Hong Kong dan Jepang cukup potensial mengingat keduanya pusat industri.

Direktur Utama BTPN Syariah Harry A.S Sukadis mengakui, BTPN Syariah sedang dalam tahap uji coba Laku Pandai. Tantangan yang dirasakan sejauh ini adalah bagaimana mengubah pola pikir masyarakat tentang jasa keuangan, terutama kelompok masyarakat prasejahtera.

"Jika dalam uji coba ini Kamis sudah bisa menangani tantangan itu, maka perlahan dan secara hati-hati kami akan roll out," ungkap Harry.

Direktur Utama Bank Panin Syariah Deny Hendrawati mengatakan, pihaknya sedang mengurus di proses internal untuk melengkapi persyaratan Laku Pandai. Panin Syariah juga masih melengkapi teknologi yang dibutuhkan dan menyiapkan pengoperasian cabang di wilayah timur.

"Itu syarat harus ada. Jadi, kami masih menunggu cabang di timur berdiri dan beroperasi. Kami harap semester dua ini kami bisa meluncurkan Laku Pandai," kata Deny.

Pelaksana tugas (Plt) Corporate Secretary Group Head BRISyariah Indriati Tri Handayani menyampaikan, secara komersial, BRISyariah menjalankan Laku Pandai pada Mei 2016. Sejauh ini, karena baru dalam tahap awal implementasi, Laku Pandai BRISyariah tersebar di NTB dan Jawa.

"Karena dalam masa awal implementasi, rekening yang dibuka masyarakat masih sedikit," ujar Indriati.

Soal kendala, Indriati mengungkapkan, secara umum, masyarakat belum mengenal Laku Pandai sehingga belum melihat Laku Pandai sebagai solusi keuangan. Namun, BRISyariah tetap optimistis dan berencana untuk bekerja sama dengan mitra yang mempunyai jaringan distribusi luas dan ahli dalam perdagangan ritel.

Dalam kesempatan terpisah sebelumnya, Direktur Utama BRISyariah Moch Hadi Santoso berharap, hingga semester pertama 2016 BRISyariah bisa memiliki 200 agen Laku Pandai dan pada semester dua 2016 bisa mulai lebih masif.

Jika bank lain mulai menggandeng perusahaan telekomunikasi, BRISyariah akan memanfaatkan jaringan ritel. "Kami harap di semester II 2016 Laku Pandai BRISyariah akan ada di semua gerai ritel mitra. Kerja sama ini akan saling membantu karena mitra kami terbantu mengurangi risiko uang tunai saat nasabah menarik uang," kata Hadi.   rep: Fuji Pratiwi, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Infografis Laku Pandai

Peluncuran: 26 Maret 2015

Pencapaian 2015 (konvensional)

-    Jumlah agen: 60.805 (59.354 perorangan dan 1.451 berbadan hukum)

-    Dana yang dihimpun: Rp 67,6 miliar

-    Jumlah nasabah: 1.216.952

-    Peserta: 27 bank umum

Target 2016

Jumlah agen: 167.524

Dana yang dihimpun: Rp 2,6 triliun

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement