Jumat 09 Oct 2015 14:00 WIB

Incar Sapu Bersih

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Incar Sapu Bersih

Dua kemenangan lagi akan membuat Inggris menyapu bersih kemenangan di putaran kualifikasi Piala Eropa 2016.

LONDON -- Inggris akan melakoni laga kandang terakhir mereka dalam babak kualifikasi Piala Eropa 2016 Grup E Sabtu (10/10) dini hari WIB. Pada pertandingan yang akan digelar di Stadion Wembley itu, Inggris akan menjamu penghuni peringkat empat klasemen sementara Grup E, Estonia. Inggris bisa tampil tanpa beban melawan negara pecahan Uni Soviet itu. Pasalnya, the Three Lions sudah dipastikan lolos ke Prancis dengan menyandang status juara grup sejak bulan lalu. Hingga delapan pertandingan, Inggris mampu mengemas 24 poin dan berjarak sembilan angka dari peringkat dua, Swiss. 

Swiss yang baru mengumpulkan 15 poin tidak bisa lagi melampaui raihan Inggris karena partai kualifikasi tinggal menyisakan dua laga. Akan tetapi, meski tampil tujuan kompetitif, penjaga gawang Inggris Joe Hart menyebut timnya sedang memburu kesempurnaan. Kesempurnaan yang Joe Hart maksud adalah pasukan Ratu Elizabeth akan berusaha menyapu bersih dua laga sisa agar bisa mengumpulkan 30 poin di fase kualifikasi. "Saya pikir bila kami bisa menyelesaikan seluruh pertandingan di grup dengan kemenangan, maka kami akan datang dengan percaya diri ke Prancis," ujar Hart dikutip dari Sky Sports, Kamis (9/10). 

Namun, Hart menyebut kemenangan melawan Estonia dan Lithuania empat hari berselang akan menjadi percuma bila saat di kompetisi sebenarnya singa-singa Inggris malah melempem. Dia pun cemas para pemain Inggris kadung jemawa atas capaian di babak kualifikasi yang sebenarnya tidak berpengaruh dalam perolehan trofi. 

Untuk itu, dia pun berharap andai nanti meraih tiga poin melawan Estonia, pasukan Inggris bisa langsung melupakan kemenangan tersebut. Menurutnya, hal itu penting agar semangat membara tetap menyala ketika menghadapi Lithuania dalam laga berikutnya. "Menjadi juara grup patut dibanggakan, tapi ini tidak lantas memberikan kami penghargaan. Karena, kompetisi yang sebenarnya adalah kelak di Prancis. Sampai nanti kami bisa mengumpulkan 30 poin, kami tetap belum mendapatkan apa-apa," ujar kiper Manhcester City ini. 

Adapun pelatih Estonia, Magnus Pehrsson, menyebut perjalanan mereka ke Inggris bukan untuk sekadar mencari pengalaman berlaga melawan tim besar. Pelatih berusia 39 tahun ini mengatakan, patut diingat oleh Inggris, Estonia sebenarnya masih memiliki peluang untuk lolos ke Piala Eropa. Kenyataan mereka kini hanya terpaut lima angka dari Swiss dengan sisa dua laga masih menjadi sebuah peluang besar. 

Dia pun yakin, bila bisa meraih kemenangan di kandang Inggris, bukan tambahan poin saja yang akan pasukannya dapatkan, tapi juga rasa hormat dari negara-negara lain. "Bila kami bisa memenangi sisa pertandingan, mimpi puluhan tahun bisa segera terwujud," ujar Pehrsson dikutip dari situs resmi UEFA, Kamis (9/10). 

Pelatih asal Swedia ini mengatakan, Estonia sudah berusaha dalam setahun terakhir untuk lebih dekat dengan sebuah kejuaraan besar. Dia sadar, mampu meraih 10 poin dari delapan laga dalam babak kualifikasi saat ini merupakan langkah besar bagi tim gurem seperti Estonia. "Terlebih, lawan-lawan yang kami hadapi sangat tangguh, Inggris, Swisss, dan Slovenia punya sejarah lebih baik dari kami. Namun, kami masih punya peluang, fase play-off pun bisa menjadi jalan bagi kami ke Prancis," kata Pehrsson. n ed:abdullah sammy

***

Fakta menarik :

-Inggris dan Estonia baru terlibat pertarungan tiga kali sepanjang sejarah. Dari ketiga duel itu, Inggris selalu menang.

-Sejauh ini, Estonia belum pernah sekali pun mencicipi ingar-bingar Piala Eropa maupun Piala Dunia.

-Meski berada di daratan Eropa, sepak bola di Estonia belum terlalu maju. Posisinya di FIFA saat ini pun hanya berada di peringkat ke-115, hampir sama dengan negara-negara Asia kebanyakan. Bahkan pada 2008, Estonia pernah melorot hingga peringkat ke-137. Peringkat yang biasanya dihuni oleh tim-tim Asia Tenggara.

-Dalam laga ini, kapten Wayne Rooney, Jonjo Shelvey, dan Danny Ings terancam tidak bisa turun karena cedera. Sebagai penggantinya, pelatih Inggris Roy Hodgson memanggil sejumlah pemain muda. Satu di antaranya pemain belia asal Everton, Tom Davies , yang masih berusia 17 tahun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement