Jumat 05 Feb 2016 15:00 WIB

Abdul Ghaffar Rozin, Ketua Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama: BNPT Harus Menjelaskan Indikasi Pesantren Radikal

Red:

Apa dasar penentu indikator pondok pesantren radikal?

Salah satu dasar indikator penting pondok pesantren radikal adalah dari kurikulum yang diberikan pengajar kepada para santri di pondok pesantren terkait.

Mengapa kurikulum yang dijadikan patokan penentuan?

Dilihat saja dari kurikulum, sebab pesantren asli tidak akan ada yang mengajarkan kekerasan atau radikalisme.

Apakah ada indikasi-indikasi awal yang mengindikasikan radikalisme ada di ponpes?

Pesantren-pesantren yang dikategorikan radikal biasanya pesantren yang masih berusia dini atau pesantren asli yang dimasuki pengaruh-pengaruh, salah satunya dari Timur Tengah.

Bagaimana materi-materi yang biasanya diajarkan oleh pesantren-pesantren tersebut?

Pesantren seperti itu biasanya akan mengajarkan tindakan-tindakan radikalisme atau memberikan anjuran-anjuran tindakan yang bersifat keras kepada santri.

Kalau ada pesantren-pesantren yang melarang ajaran-ajaran yang selama ini dipraktikkan umat Muslim di Indonesia, patut dicurigai pesantren itu radikal.

Meski tidak bisa dipastikan 100 persen, melarang umat Muslim melaksanakan Maulid Nabi Muhammad SAW, bisa dicurigai pesantren itu radikal.

Apakah dengan begitu pengategorian yang dilakukan BNPT sudah bisa dibenarkan?

Ya, tapi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus memberikan penjelasan yang gamblang kepada masyarakat, pesantren-pesantren mana saja yang masuk kategori radikal.

Sebab, publik tentu akan menilai secara umum dan tertuju kepada semua pesantren, apabila belum ada kejelasan pesantren-pesantren yang masuk daftar radikal.

Bagaimana keuntungannya bagi publik jika pesantren-pesantren yang dinilai radikal tersebut diumumkan?

Untuk publik, penjelasan yang dimaksud akan menghilangkan keraguan yang melanda masyarakat, khususnya para orang tua yang memang menyekolahkan anak-anaknya di pesantren.

Dari sisi pesantren sendiri, mereka dapat memberikan klarifikasi apabila tidak merasa pesantren mereka tidak mengajarkan paham-paham radikal kepada para santri.  c25 ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement