Selasa 07 Jul 2015 14:00 WIB

Yanuar Rizky, Analis Pasar Modal: Ini Masih Belum Sampai Ujungnya

Red:

Bagaimana dampak krisis Yunani terhadap harga saham di Asia?

Dampak Yunani adalah bagian dari sekuel isu di aksi mengelola keuntungan hedge fund di emerging market seperti Indonesia. Ini konsukuensi saja karena aliran uang beredar yang diakumulasikan di saham dan surat utang negara (SUN) itu dari dana-dana hot money (hedge fund). Jadi, ini masih belum ujungnya, ini sebuah drama di pasar yang masih akan berlanjut dengan isu lain. Menurut saya, ini belum apa-apa, ini biasa saja, harga saham turun hanya isu-isu.

Jadi, dampak Yunani tidak terlalu signifikan terhadap harga saham?

Dibilang seperti itu juga tidak. Orang harus pahami dulu pasar saham. Setiap isu pasti akan dipakai, ini bukan isu terakhir.

Artinya, kalau saham itu, kalau mau dapat duit, harga bisa naik terus harus diturunkan. Kalau ada isu kurang baik, harus dipakai biar di bawah. Harus dipahami ini bagian dari volatilitas.

Jadi, harga saham turun ini bukan dampak dari Yunani?

Ini konsekuensi karena akumulasi saham kita dana-dana hot money yang di mana-mana cari dari beli di atas, terus jual di bawah.

Kalau dampaknya terhadap nilai tukar rupiah?

Rupiah memang sudah nyongsok. Ada tidak ada Yunani ya begini. Masih panjang ceritanya.

Apakah berdampak terhadap aliran modal keluar?

Ini kan masih banyak isu-isu lain, kalau mau ngomongin dana ini masih fluktuasi saja. Market itu kan, misalnya, Eropa Yunani dibiarkan bangkrut oleh hekson besar juga. Yunani dia itu sudah pernah di-bailout oleh IMF. Kalau aliran modal keluar itu, nanti the Fed (bank sentral Amerika Serikat) yang paling berpengaruh.

Berarti semua investor sudah mempersiapkan diri?

Semua orang sudah ambil posisi, ini bagian dari posisi. Kalau (investor) tidak tahu ya kebangetan banget.

Ke depan kondisinya seperti apa?

Masih fluktuasi, turun lagi, besok ramai lagi. Seminggu ini sudah beberapa kali naik-turun. Itu ciri-ciri orang cari duit di pasar. n ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement