Jumat 29 Jul 2016 14:55 WIB

Pansus Kembali Kritik Kinerja Polri

Red:

JAKARTA--Ketua Pansus RUU Terorisme Muhammad Syafii kembali mengkritik cara polisi dalam pemberantasan terorisme. Hal ini terkait dengan insiden salah tembak di Poso yang menewaskan anggota TNI.

Menurut dia, tidak ada yang salah jika TNI dilibatkan dalam pemberantasan terorisme. Malahan, menurutnya, TNI tidak semena-mena dalam menembak tergetnya karena memiliki SOP yang lebih jelas dibanding polisi.

Politikus Partai Gerindra itu menerangkan, ketika target sudah terpojok, TNI tidak asal tembak. Namun, terlebih dahulu memberi peringatan bahwa target tersebut sudah terkepung.

"Dia (TNI), kalau targetnya sudah terkepung, harus berteriak, Anda sudah terkepung supaya menyerah, kalau tidak menyerah, akan ambil tindakan. Itu minimal diulang tiga kali," kata Syafii di kompleks DPR, Jakarta, Kamis (28/7).

Jika peringatan tersebut tidak diindahkan, lanjut anggota Komisi III DPR tersebut, akan melesakkan tembakan peringatan. Jika tembakan peringatan tersebut tidak diindahkan juga, baru akan ditembak. Itu pun mendatar.

"Jelas SOP-nya, malah gak macam polisi, asal tembak saja. Anggota apa pun ditembak, anggota intel TNI ditembak. Itu bukan tertembak, lho, ditembak. Maka itu, saya sekarang lebih takut dengan keganasan polisi," ucap Syafii.

 Sebelumnya, Syafii pernah mengungkapkan bahwa polisi adalah teroris sebenarnya di Poso. Namun, pernyataannya itu membuat tersinggung polisi di sana.

 

"Kami sangat menyesalkan pernyataan seperti itu. Polisi ada di Poso karena perintah negara dan menjalankan amanat undang-undang," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto, Rabu (27/7).

Polisi di Poso, kata Hari, merupakan representasi negara sehingga tidak mungkin polisi menyakiti masyarakat yang tidak bersalah. "Jadi, kalau Pak Muhammad Syafii menyebut bahwa polisilah teroris yang sebenarnya di Poso. Ini sangat melukai perasaan ribuan polisi yang bertugas di sana," kata Hari.    rep: Dadang Kurnia, ed: Muhammad Hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement