Jumat 15 Jan 2016 14:00 WIB

KAMI TIDAK TAKUT!- Kalla: Investasi Bukan Target Serangan

Red:

JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai serangan bom tak menargetkan investasi di dalam negeri. ''Saya kira ini tidak. Bukan hal pertama kita mengalaminya. Mereka tidak mengarah ke situ, investasi,'' katanya di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (14/1).

Hal terpenting saat ini, jelas Kalla, pemerintah harus tetap bersikap hati-hati. Ia juga menyatakan, serangan bom tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara lain, seperti Paris, Amerika Serikat, India, dan Turki.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli juga meyakini bahwa serangan bom tak berdampak panjang bagi sektor ekonomi, khususnya pariwisata dan kepercayaan investor. Dalam jangka pendek, mungkin saja terjadi pada pariwisata.

Namun, menurut dia, dalam jangka menengah imbasnya akan semakin berkurang. Ledakan bom serta adu tembak yang terjadi di kawasan belanja Sarinah, Jakarta, ia anggap tak bakal mengganggu investor yang menanamkan modal ke Indonesia.

Rizal membantah kalau kejadian tersebut dilakukan untuk merusak iklim investasi di Indonesia, sehingga membuat investor enggan untuk menanamkan modal di Tanah Air. Dampaknya, jelas dia, memang akan ada, tetapi seiring berjalannya waktu tentu berkurang.

''Kita juga pernah mengalami bom di Hotel JW Marriott, misalnya, mula-mula memang terasa sekali dampaknya. Apalagi, waktu itu ada korbannya orang asing. Tapi, setelah berapa lama tentu akan berkurang dampaknya," kata Rizal

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengakui, pariwisata merupakan sektor paling sensitif terdampak isu keamanan. ''Pariwisata itu hubungannya linear dengan isu keamanan. Kalau isu keamanan naik 10 persen atau artinya aman, pariwisatanya juga naik 10 persen,'' katanya.

Kendati demikian, ia belum bisa memprediksi potensi penurunan jumlah wisatawan setelah ledakan bom. Ini harus dihitung berdasarkan indeks citra negara. Kalau karena faktor tertentu indeksnya turun 20 persen maka pariwasata Indonesia akan turun 20 persen.

Perdagangan, lanjut Arief, juga terpengaruh isu keamanan meski tak separah pariwisata. Selanjutnya, investasi menjadi sektor paling tak sensitif terhadap keamanan. Kalau tingkat keamanan naik 10 persen, investasi hanya naik satu persen, begitupun sebaliknya.

Presiden Direktur Grup Maspion Ali Markus mengaku tidak ter lalu khawatir dengan adanya aksi teror yang terjadi di Sarinah, Thamrin. Dia pun menyebut kejadian ini tidak akan terlalu mengganggu iklim usaha di Indonesia. "Dimana-mana su dah banyak teroris ya, jadi itu diang gap sudah biasa," kata Ali di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Kamis (14/1).

Meski begitu, Ali mengaku sa ngat prihatin dengan adanya korban yang berjatuhan akibat aksi teror tersebut. "Kok ada ya manusia tega membu nuh sesama manusia. Mana bo leh seperti itu," ucapnya. rep: Dessy Suciati Saputri,Satria¦Kartika Yudha, antara ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement