Kamis 24 Jul 2014 12:00 WIB
tajuk

Selamat Jalan Sang Pelopor BMT

Red:

Dunia usaha kecil dan menengah (UKM), baitul mal wat tamwil (BMT), perbankan syariah, dan asuransi syariah Indonesia berduka. Salah seorang pendiri dan pelopor hadirnya usaha kecil menengah berbasis syariah, telah menghadap Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT). Beliau adalah Muhammad Amin Aziz.

Sang tokoh yang penuh dengan kesederhanaan dan ketawadhuan ini, wafat pada Rabu, 23 Juli 2014, atau bertepatan dengan 25 Ramadhan 1435 Hijriyah. Beliau sangat layak mendapat predikat atau julukan sebagai Bapak BMT di Indonesia. Sebab, dengan usaha dan kerja kerasnya bersama dengan sejumlah cendekiawan Muslim, Amin Aziz berhasil menelurkan berdirinya baitul mal wat tamwil (BMT) di Indonesia.

Usahanya tak hanya berhenti sampai di situ. Berbagai upaya agar ekonomi syariah terus berkembang di Indonesia, selalu menjadi perhatiannya. Seolah berkejaran dengan waktu, Amin Aziz mengajak segenap cendekiawan Muslim di Tanah Air untuk bersama-sama mengembangkan prinsip ekonomi yang diridhai Allah SWT.

Dari berbagai diskusi sejak awal 1990-an, akhirnya bersama-sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sejumlah tokoh yang tergabung dalam Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), berdirilah Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 November 1991, dan resmi beroperasi pada 1 Mei 1992.

Amin Aziz punya peran penting dalam membidani kelahiran bank syariah yang pertama di bumi nusantara ini. Sebab, saat itu beliau menjabat sebagai wakil sekretaris MUI. Dan untuk mewujudkan kehadiran bank syariah di Indonesia, Amin Aziz pun didapuk untuk menjadi ketua tim Panitia Pelaksana Lokakarya, termasuk melakukan penggalangan dana untuk kelancaran pembentukan BMI.

Tak hanya bank syariah, pria kelahiran Lhokseumawe, Aceh, pada 17 Desember 1936, ini terus berupaya merintis lahirnya asuransi syariah di Indonesia. Pendek kata, demi berkembangnya ekonomi syariah di Indonesia, maka Amin Aziz selalu bersemangat menyambutnya.

Kini, berkat jasa-jasanya, telah bermunculan ribuan unit usaha syariah di Indonesia, baik berupa perbankan, asuransi, maupun BMT. Hal ini juga memacu berdirinya lembaga sejenis. Karena itu, tak heran bila kepergian sang pelopor berkembangnya ekonomi syariah di Indonesia ini, meninggalkan duka mendalam. Sebab, berbagai ide dan gagasan cemerlangnya selalu dinantikan para praktisi ekonomi syariah.

Bahkan, menjelang detik-detik kepergiannya untuk menghadap Ilahi, seperti diakui putrinya, Amin Aziz masih berbincang tentang ekonomi syariah. Ketika tangannya mengeluarkan darah dari selang infus, sang pelopor ini masih menuangkan pikirannya untuk ditulis di laptopnya.

Kini, sang pelopor telah berpulang untuk menghadap Allah SWT. Berbagai gagasan, ide, dan kreativitasnya dalam mengembangkan ekonomi syariah, tak boleh berhenti. Para praktisi ekonomi syariah dan seluruh umat Islam, harus selalu terpacu untuk menjalankan prinsip-prinsip ekonomi sebagaimana yang diridhai Allah SWT.

Ketokohan, keilmuan, dan keteladanannya dalam bidang ekonomi syariah, tak perlu diragukan lagi. Atas jasa-jasa dan pemikirannya dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia ini, wajar kiranya beliau diberi anugerah sebagai Bapak BMT. Selamat jalan Pak Amin Aziz. Selamat jalan sang pelopor. Semoga Allah SWT meridhai dan menerima amal usaha Bapak dan menempatkan  Bapak di sisi-Nya. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement