Kamis 03 Dec 2015 13:00 WIB

Hujan Deras Lepaskan Buaya

Red:

MEDAN — Hujan deras di Pematangsiantar, Sumatra Utara, selama lima jam mengakibatkan sejumlah kejadian pada Selasa (1/12) malam. Kepala Bidang Humas Polda Sumatra Utara Kombes Helfi Assegaf menyebut, hujan deras sejak pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB menyebabkan tanah longsor.

Akibatnya, belasan rumah penduduk roboh, sedangkan tiga rumah penduduk hanyut terbawa banjir. Hujan pun menyebabkan kolam penangkaran buaya di Taman Hewan Pematangsiantar meluap. "Bencana tersebut menimbulkan korban jiwa, sebanyak dua orang meninggal dunia," kata Helfi di Pematangsiantar, Rabu (2/12).

Helfi menyebutkan, kedua korban tersebut, yakni Julianarti (52 tahun) dan Nursiem (80). Julianarti alias Ulin merupakan warga Jl Rajawali Nomor 72, Simarito, Str Barat, Pematangsiantar. Korban meninggal dunia akibat tertimbun longsoran tanah dari belakang rumahnya. Jenazah Ulin pun telah dievakuasi ke Rumah Sakit Tentara untuk dilakukan visum.

Sementara, lanjut Helfi, Nursiem merupakan warga Jl Serdang Gang Sicha, Banjar, Str Barat, Pematangsiantar. Korban meninggal dunia akibat terbawa arus air dan tanah yang menjebol belakang rumahnya hingga sejauh 15 meter. Usai dievakuasi, korban langsung disemayamkan di rumah keluarganya.

Selain itu, sembilan rumah warga roboh di Jl Serdang. Tiga rumah penduduk di Gang Sicha, Banjar, Siantar Barat, Pematangsiantar, ikut menjadi korban. Rumah-rumah penduduk tersebut roboh akibat jebolnya dinding kuburan Cina yang berbatasan dengan sungai yang meluap dan arus yang deras.

"Dinding tidak mampu menahan arus air kemudian roboh dan air meluap ke rumah penduduk serta membuat material bangunan dinding menimpa rumah penduduk yang berada di balik dinding tersebut," ujar Helfi.

Tiga unit rumah penduduk yang berada di bantaran Sungai Tanjung Kecamatan Siantar Martoba pun ikut hanyut terbawa arus sungai yang meluap. Namun, kejadian ini dilaporkan tidak menimbulkan korban jiwa.

Selain itu, lanjut Helfi, hujan deras membuat kolam penangkaran buaya taman hewan meluap. Akibatnya, 18 ekor buaya lepas dari taman hewan dan terbawa arus ke sungai. "Namun, tidak berapa lama kemudian keseluruhan buaya telah dapat dievakuasi dan dimasukkan kembali ke penangkaran di taman hewan," katanya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pematangsiantar mendirikan tenda dan dapur umum. Posko tersebut didirikan di salah satu titik terjadinya bencana di Jl Serdang, Siantar Barat.

"Sekarang kita dirikan tenda karena rumah warga sama sekali tidak bisa ditempati lagi. Pengungsi di sini ada sekitar 15-20 kepala keluarga. Tapi, mungkin aja nambah lagi," kata Kepala BPBD Pematangsiantar, Daniel Siregar, saat dihubungi Republika, Rabu (2/12).

Daniel menyebut, ada enam titik berbeda yang menjadi lokasi bencana Rabu dini hari. Namun, Jl Serdang, Siantar Barat, dianggap sebagai lokasi terparah sehingga perlu didirikan tenda dan dapur umum. Meski begitu, Daniel tidak menutup kemungkinan juga akan mendirikan tenda penampungan sementara di lima titik lain. "Kalau ada bantuan untuk penanganan pengungsi, kita akan segera dirikan tenda (di lima titik lain)," ujarnya.

Saat ini, Daniel mengatakan, banjir bandang yang melanda pada Rabu dini hari sudah surut. Ada beberapa pihak, lanjutnya, yang terlibat dalam penanganan pascabencana tersebut. Selain BPBD, para pemangku kebijakan lain, termasuk Brimob dan petugas kepolisian setempat, juga ikut membersihkan sisa-sisa banjir dan longsoran. "Tendanya dari BPBD, kemudian ada stakeholder lain juga yang bahu- membahu," kata Daniel.

n ed: a syalaby ichsan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement