Kamis 29 Jan 2015 13:00 WIB

Kasus Kusta Indonesia Terbanyak Ketiga di Dunia

Red:

JAKARTA — Indonesia hingga saat ini masih menempati peringkat ketiga di antara negara dengan jumlah kasus penyakit kusta terbanyak. Namun, hingga kini kusta masih terabaikan. "Pada 2013, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia setelah India dan Brasil," ujar Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek, Rabu (28/1).

Beban akibat penyakit kusta, menurut Nila, bukan hanya karena masih tingginya jumlah kasus yang ditemukan, melainkan juga kecacatan yang diakibatkannya. Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (WHO) pada 2013, Indonesia memiliki jumlah kasus kusta baru sebanyak 16.856 kasus dan jumlah kecacatan tingkat dua di antara penderita baru sebanyak 9,86 persen.

Nila menambahkan, penyakit kusta merupakan salah satu dari delapan penyakit terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD) yang masih ada di Indonesia. Padahal, kata Nila, Indonesia  sebenarnya sudah mengalami kemajuan yang pesat dalam pembangunan di segala bidang, termasuk kesehatan. "Namun, kusta sebagai penyakit kuno masih ditemukan di Indonesia. Hingga kini, kusta sering kali terabaikan," ujarnya.

Pada 2000, Indonesia sudah mencapai eliminasi di tingkat nasional. Namun, saat ini masih ada 14 provinsi yang mempunyai beban tinggi, yaitu Banten, Sulawesi Tengah, Aceh, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Kalimantan Utara. Pemerintah menargetkan eliminasi kusta di 14 provinsi itu pada 2019.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama mengklaim, pihaknya berhasil menekan kasus kusta kurang dari 1/10 ribu penduduk. Untuk terus mengatasi kasus kusta, pihaknya melakukan beberapa langkah, seperti  penyuluhan, pengobatan, sampai pendekatan ilmiah baru, misalnya, pencegahan dengan kemoprofilaksis. "Kelima, advokasi dengan pimpinan daerah sehingga terbentuk aliansi provinsi atau kabupaten untuk eliminasi kusta," kata Tjandra.

Akhiri diskriminasi

Nippon Foundation bekerja sama dengan Dewan Perawat Internasional (ICN) dalam peluncuran Global Appeal 2015 di Tokyo, Jepang, pada Selasa (27/1). Gerakan ini mengajak dunia untuk mengakhiri diskriminasi terhadap penderita kusta di seluruh dunia. Inisiatif tahunan yang telah berlangsung selama 10 tahun terakhir ini menjadi pertama kalinya diselenggarakan di Jepang.

Sebagai kelompok profesional di dunia perawatan kesehatan terbesar di dunia, para perawat berkomitmen untuk menghapus penderitaan fisik dan mental para penderitanya, tanpa prasangka buruk, dan mengedukasi masyarakat tentang penyakit ini, khususnya kesalahpahaman dan kekeliruan di tengah-tengah masyarakat tentang penyakit kusta.

"Pesan kami sangat jelas, kusta dapat disembuhkan. Obat-obatan dapat membunuh bakteri. Diagnosis dan penanganan dini dapat mencegah kecacatan. Tidak ada alasan untuk mengisolasi para penderitanya," tegas Global Appeal 2015 dalam seruan tersebut.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga memberikan pandangannya terkait sejarah kebijakan pengisolasian para penderita kusta yang berakibat diskriminasi masih eksis di masyarakat. Menurut Abe, pihaknya akan berupaya membantu para penderita yang masih dirawat di sanatorium agar hidup lebih nyaman dan damai. "Dan, mengakhiri diskriminasi dan prasangka buruk atas penyakit kusta."

Tiap tahunnya, terdapat lebih dari 200 ribu kasus baru kusta di seluruh dunia. Meskipun penyakit ini dapat disembuhkan, para penderitanya, dan bahkan anggota keluarga mereka harus menghadapi diskriminasi. Diskriminasi memengaruhi akses penderita kusta terhadap pendidikan, pekerjaan, pernikahan, dan partisipasi mereka di dalam masyarakat. rep: Rr Laeny Sulistyawati antara ed: Andri Saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement