Jumat 19 Aug 2016 18:00 WIB

Yeni Dewi Mulyaningsih Peduli Pasien Kanker Anak

Red:

Getir, itulah yang dirasakan oleh Yeni Dewi Mulyaningsih ketika anaknya, Muhammad Taufan, harus berpulang ke pangkuan Allah SWT pada Mei 2013 lalu. Taufan meninggal setelah dua tahun menjalani perawatan cukup intensif karena leukemia yang dideritanya.

Tak pernah terbayang oleh Yeni bahwa peristiwa tersebut akan terjadi dalam hidupnya. Apalagi, bila mengingat Taufan, yang saat mengembuskan napas terakhirnya baru menginjak usia tujuh tahun. Namun, takdir Allah SWT memang tak dapat ditolaknya.

Sepekan setelah Taufan meninggal, seorang pria berkebangsaan Amerika Serikat, Zack Petersen, menyambangi kediaman Yeni. Zack adalah relawan sekaligus pendiri Count Me In (gerakan CSR BeritaSatu), yang kegiatannya fokus dalam beberapa hal, salah satunya menggalang dana untuk membantu keluarga pasien kanker. Menurut Yeni, ketika Taufan dirawat, Zack juga selalu menyempatkan diri datang ke bangsal untuk bercengkerama dan menghibur Taufan.

Kedatangan Zack kala itu, kata Yeni, untuk memintanya menjadi relawan. Ia menyarankan  agar Yeni memberanikan diri untuk membagi kisah dan pengalamannya ketika merawat Taufan kepada para keluarga yang tengah mengalami hal serupa.

Namun, anjuran Zack tersebut tidak seketika dilakukan oleh Yeni. "Hati saya masih berduka. Saya hanya mengatakan (kepada Zack) bahwa niat itu ada, tapi saya belum bisa memastikan waktunya," kata Yeni kepada Republika, Ahad (14/8).

Akhirnya pada Juni 2013, Yeni mulai mencoba melakukan anjuran dari Zack. Ia kembali ke bangsal tempat dulu Taufan dirawat. Tetapi, waktu itu Yeni masih bingung apa yang harus dia perbuat. Karena dia sama sekali belum pernah memiliki pengalaman menjadi relawan.

Namun, ketika Yeni bertemu dengan beberapa keluarga dan pasien anak di bangsal tersebut, ia seketika cair dalam sebuah perbincangan hangat. "Semua mengalir saja, (saya) berbagi pengalaman dan menghibur mereka (pasien anak)," ujarnya.

Aktivitas itu pun mulai rutin dilakukan oleh Yeni. Dalam sepekan, ia menyempatkan tiga kali mampir ke bangsal tersebut dan tak henti-hentinya memberi dukungan moril kepada keluarga dan para pasien anak.

Kegiatan mengunjungi bangsal ia lakukan selama enam bulan. Selama kegiatan itu dilakukan, Yeni pun selalu membagi cerita dan pengalamannya tersebut kepada Zack. "Dan kegiatan saya itu disebar oleh Zack di media sosial dan dimuat di media. Hingga akhirnya mulai banyak relawan dan donatur yang tertarik berpartisipasi untuk turut membantu," ungkapnya.

Kemudian, pada 14 Desember 2013, Yeni pun memutuskan untuk membentuk Komunitas Taufan. Komunitas yang visinya adalah memberi dukungan moril dan materi kepada para keluarga dan pasien kanker anak-anak.

Tak lama berselang, Yeni bersama dengan relawan-relawan yang telah tergabung dalam Komunitas Taufan pun mulai giat mengunjungi beberapa rumah sakit di Jakarta. Tujuannya mencari pasien anak yang tengah mengidap kanker atau penyakit berisiko tinggi lainnya untuk didampingi selama masa perawatan.

Dalam hal ini, Komunitas Taufan tidak menerapkan proses atau kriteria yang ruwet untuk membantu mereka. Syaratnya, pihak keluarga pasien memang membutuhkan bantuan. "Sedangkan, pasiennya harus anak usia nol sampai 17 tahun dan terdiagnosis kanker atau penyakit berisiko tinggi lainnya," kata Yeni menerangkan.

Berselang beberapa bulan kemudian, seorang relawan bernama Maya Martini mendorong Yeni untuk berani mengajak lebih banyak masyarakat dalam kegiatan Komunitas Taufan. Akhirnya, pada 23 September 2014, Komunitas Taufan pun berganti nama menjadi Yayasan Komunitas Taufan.

Dengan terbentuknya yayasan tersebut, Yeni pun mulai mencetuskan beberapa program kegiatan. Antara lain, Bangsal Visit, yakni kegiatan yang bertujuan menghibur para pasien dan keluarganya yang sedang dirawat inap di bangsal selama berbulan-bulan. "Relawan akan menghibur dengan berbagai aktivitas, seperti mendongeng, mewarnai, menghadirkan badut, dan memberi berbagai bingkisan," ujarnya.

Selanjutnya, terdapat program Home Visit. Yakni, kegiatan mengunjungi pasien lama atau baru di rumah mereka masing-masing. Kegiatan ini bertujuan memberi konseling motivasi dan kebutuhan dasar pasien.

Selain itu, ada juga kegiatan Support Visi. "Di sini kita mencoba menyuntikkan semangat dan fokus memberi berbagai kebutuhan pasien anak, seperti susu, popok, kursi roda, kereta bayi, mainan, dan lain-lain," ujar Yeni.

Kemudian, Yayasan Komunitas Taufan melaksanakan program atau kegiatan Fun Trip. Yakni, mengajak pasien anak beserta orang tuanya jalan-jalan agar mereka keluar sejenak dari rutinitas pengobatan yang kadang membuat jenuh.

Adapun program penggalangan dana yang dilaksanakan oleh Yayasan Komunitas Taufan, salah satunya Care4. "Yakni, kampanye menggalang dana melalui media sosial untuk pasien-pasien tertentu guna membantu kebutuhan dasar mereka," kata Yeni.

Selain itu, lanjutnya, ada pula program Charity Art Festival. "Ini kegiatan setiap tahun dalam rangka memperingati Hari Kanker Anak Sedunia. Kami berkolaborasi dengan berbagai komunitas seni untuk menggalang dana dan menghibur pasien kanker anak," ujarnya.

Program penggalangan dana Yayasan Komunitas Taufan berikutnya adalah Kumis untuk Adik atau Movember. Dalam program ini, kata Yeni, Yayasan Komunitas Taufan mencoba mengedukasi dan mengajak masyarakat, khususnya kaum pria, untuk menumbuhkan pengetahuan tentang kanker prostat.

"Di sini kita juga mengajak mereka untuk menumbuhkan kumisnya selama bulan November yang akan dilelang pada akhir bulan. Semua dana yang terkumpul akan digunakan yayasan untuk program-program membantu pasien," kata Yeni.

Selain program-program tersebut, Yayasan Komunitas Taufan masih memiliki beberapa program lainnya. Seperti Santunan Pasien Mandiri, yakni memberikan bantuan modal usaha rumahan untuk keluarga pasien. Seminar Publik, yakni kegiatan tahunan Yayasan Komunitas Taufan untuk mengedukasi masyarakat tentang cara deteksi dini munculnya kanker pada anak-anak.

Untuk seluruh kegiatan tersebut, Yeni dibantu oleh 30 relawan untuk divisi yayasan dan 87 relawan harian. Relawan tersebut tersebar di sekitar Jabodetabek.

Menurut Yeni, ia sama sekali tidak pernah merencanakan untuk melakukan semua hal tersebut. "Saya tidak merencanakan apa pun, tapi Allah seperti menyiapkan segalanya. Semua mengalir saja sampai hari ini dan Allah memudahkan jalan kami,"  ungkapnya.

Ia berharap, ke depan akan semakin banyak masyarakat yang peduli terhadap keluarga pasien kanker dan turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan Yayasan Komunitas Taufan. "Sehingga, visi bisa tercapai, yaitu akan semakin banyak pasien yang kami dampingi," ujar Yeni. n ed: hafidz muftisany

***

Biodata

Nama  : Yeni Dewi Mulyangingsih

Ttl.   : Bandung 5 Maret 1977

Suami : Ren Refly

Anak  :  Ryan               Muhammad Rizqi             

 Ibrahim Aprillio

Pendidikan :~ SDN Ciumbuleuit 3 Bandung

~ SMP Bina Dharma Bandung

~ SMEA Negeri 2/ SMK Negeri 3 Bandung

Aktivitas:

-Ketua Yayasan Komunitas Taufan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement