Senin 15 Feb 2016 16:00 WIB

Belajar Konsep Smart City dari Eropa

Red:

Smart City alias Kota Cerdas sepertinya sudah menjadi kosa kata yang mulai ba nyak dikenal masya ra kat. Bukan hanya dunia inter nasional, tetapi juga Indonesia. Pemerintah daerah (pemda) terus menggadang-gadang perkembangan smart city di kota nya masing-masing. Konsep ini dianggap sebagai solusi atas per masalahan pelik sebuah dae rah menuju pembangunan lebih maju.

Konsep smart city pada da sarnya telah berkembang sejak periode 1980-an. Alasan mun cul nya konsep ini adalah me ning katnya populasi di kawasan perkotaan yang berpotensi mem berikan dampak kurang baik bagi perkembangan kota.

Negara-negara maju telah mencoba mengembangkan kon sep ini jauh lebih dulu diban dingkan Indonesia. Konsep ini di harapkan dapat membantu masyarakat yang berada di da lamnya dengan mengelola sum ber daya yang ada dengan efisien dengan fokus dan metode yang berbeda-beda di masing-masing negara.

Eropa menjadi salah satu benua di mana negaranya sudah mengembangkan penataan kota dengan konsep kota cerdas. Duta besar dari negara-negara Uni Eropa pun berkunjung ke Kota Bandung, Jumat (12/2) untuk memberikan pengalaman mereka dalam mengembangkan kon sep kota cerdas ini.

Bertempat di Institut Teknologi Bandung (ITB), para duta besar berbagi cerita. Dalam ke sempatan tersebut, hadir lima perwakilan kedutaan yang terdiri dari Dubes Belgia, Slovakia, Swedia, Austria, dan Hungaria. Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend mengatakan, smart city meru pakan konsep perpaduan tek nologi dengan industri di sebuah negara. "Smart city adalah se buah kota yang mengandung tek nologi di dalamnya demi meng gapai industri yang mo dern," kata Guerend.

Kota pintar memang tak dapat dicapai secara instan. Ada proses panjang dan berkelan jutan yang harus dilalui. Proses ini tidak hanya melibatkan pe merintah, tetapi juga ma sya rakat, komunitas, per usahaan, baik milik pemerintah maupun swasta. Sinergitas antara semua elemen inilah yang akan me nen tukan berhasil atau tidaknya pengembangan kota cerdas.

Austria menjadi salah satu negara anggota Uni Eropa yang telah sukses menghasilkan per ubahan dari tatanan konsep smart city. Lebih dari 20 kota di negara ini semakin maju dalam menye leseiakan permasalahannya. Dubes Austria Andreas Karabaczek mengatakan, kota ada lah satu penunjang ekonomi se buah negara. Dengan beragam permasalahan, sebuah kota ha rus mampu bersaing dalam ber bagai hal dari wilayah lainnya. "Kota terlibat dalam kom petisi di seluruh dunia dalam hal produktivitas, sumber daya, kualitas hidup, dan keahlian," kata Karabaczek.

Untuk menjadikan kota yang pintar, ujar dia, pemerintah mem butuhkan pembangunan perkotaan yang modern. Butuh perencanaan terpadu dan ino vasi canggih hingga kola borasi lintas batas untuk mewu jud kannya. Dengan konsep yang telah berhasil dikembangkan, Austria terus mencapai kemajuan. Bah kan, hingga 30 tahun men da tang, konsep tersebut harus tetap direalisasikan.

Di sisi lain, Swedia me ngem bangkan pengem bangan kota pintar dengan konsep peles tari an lingkungan. Duta Besar Swedia Johanna Brismar Skoog me ngatakan konsep kota pintar harus selaras dengan pem ba ngunan berkelanjutan yang ra mah lingkungan.

Menurut Skoog, kota yang cerdas adalah kota di mana fung si dari masyarakat berko mu ni kasi dan berinteraksi. Me re ka cerdas serta bijaksana dalam menyikapi pertumbuhan penduduk dengan segala sesuatu dari pemikiran matang dan keles tarian lingkungan.

Ia menyebutkan sejak tahun 1990, berkat konsep kota cerdas, Swedia berhasil memotong emisi gas rumah kaca dengan 22 per sen. Pada saat yang sama, negara ini berhasil mening katkan pro duk domestik bruto (PDB) se besar 58 persen. "Konsep smart city bisa dikembangkan de ngan keber lanjutan ekologi, limbah untuk energi, hingga mengangkut sam pah rumah tangga menggunakan hisap vakum," ujarnya.

Sementara itu, Dubes Belgia untuk Indonesia Patrick Herman mengatakan, kota cerdas bukan hanya tentang pembangunan kota dengan sistem teknologi dan elektronik. Konsep terpen ting adalah bagaimana membuat kehidupan manusia jauh lebih baik.

"Ini bukan cuma soal elek tronik, tetapi tentang membuat hidup manusia jadi lebih baik. Karena, pembangunan adalah untuk manusia," kata Herman. Pada dasarnya, konsep kota cerdas adalah membantu akti vitas masyarakat. Serta, mampu memberikan solusi demi ke majuan dan kemandirian sebuah kota.

Hal ini diaminkan Duta Be sar Slovakia untuk Indonesia, Michal Slivovic. Kota cerdas tak hanya memerlukan teknologi, tetapi juga perlu adanya inovasi, dan efisiensi, dan menciptakan energi terbarukan. Rektor ITB Kadarsah Sur yadi mengapresiasi pengenalan konsep smart cityyang berkembang. Saat ini, Indonesia juga tengah menciptakan kota-kota berbasis smart city.

Kadarsah menyinggung kon sep smart cityyang mem butuh kan kolaborasi pemerintah dan masyarakat. Termasuk, peran serta akademisi. Oleh karenanya, ia berharap kehadiran para dele gasi Uni Eropa dapat mening katkan kerja sama dengan ITB. "Saya berharap kerja sama ITB dengan negara-negara Uni Eropa dapat terjalin dengan baik khususnya dalam mewujudkan smart city," ujarnya. ¦ c26, ed: friska yolandha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement