Senin 24 Aug 2015 18:00 WIB

Dusun Bambu Family Leisure Park, Cisarua: Menjaga Kearifan dan Budaya Lokal Jawa Barat

Red:

Lembang merupakan salah satu destinasi favorit di Kabupaten Bandung Barat. Bah kan, meski pada akhir pekan, Lembang selalu dipadati kendaraan para wisata wan, baik itu lokal maupun internasional. Wajar, bila objek wisata di sana tak pernah sepi pengunjung. Para wisatawan rela menghadapi ke macetan dan terik panas mata hari demi me nik mati berba gai obyek wisata di sana.

Beberapa objek wisata di Lembang pun barang kali sudah tak asing lagi bagi para pelan cong. Seperti Floating Market dan Kampoeng Gajah. Selain itu, di luar Lembang, pun ada desti nasi wisata yang pasti sudah sangat familiar di telinga kita, Tangkubanparahu.

Namun, bagi Anda yang su dah agak bosan dengan desti nasi wisata di Lembang yang itu-itu saja, mungkin tempat ini bisa menjadi pilihan. Lokasinya me mang masih berdekatan de ngan Lembang, tapi secara adminis tra tif, tempat wisata ini masuk ke Kecamatan Cisarua.

Pelancong yang lebih menyu kai suasana yang hijau nan asri, tentu bakal menyukai wisata ini. Ya, Dusun Bambu Family Leisu re Park, namanya. Atau juga bia sa disebut Dusun Bambu. Eko wisata ini terletak di Jalan Ko lonel Masturi, Kecamat an Cisa rua, Kabupaten Bandung Barat. Lokasinya berada di datar an tinggi, tepatnya di kaki Gunung Burangrang, walaupun Cisarua sendiri sudah di dataran tinggi.

Pekan lalu, Republika berkesempatan menuju ke Dusun Bambu. Kondisi lalu lintas yang menuju ke sana, amat padat. Ya, saat itu, akhir pekan, sehari se belum sebelum hari kemer deka an. Masyarakat tentu meng andal kan libur hari kemer deka an ini dengan bepergian ke tem pat-tempat wisata. Sehingga, di jalan raya Kolonel Masturi yang hanya memiliki satu lajur ini, menyebabkan kendaraan roda empat harus bersabar dalam kemacetan sebelum sampai di lokasi tujuan mereka. Terlebih, bus-bus pariwisata pun melewati jalan tersebut.

Di jalan Kolonel Masturi yang dari arah Lembang, kemu dian masuk ke sebuah jalan yang berada di sebelah kanan jalan raya. Sebaliknya, jika datang dari arah Cimahi, ataupun Parong pong, berarti jalan menuju Du sun Bambu itu ada di sebelah kiri. Perjalanan terus ke dataran tinggi hingga ke ujung jalan, sampai menemukan susunansusunan bambu yang terpam pang rapi di hadapan.

Suasana pedesaan yang asri mulai terlihat ketika sudah sam pai di gerbang masuk Dusun Bambu. Kendaraan roda empat mendominasi pintu gerbang ma suk Dusun Bambu saat itu. Beta pa tidak, saat itu banyak wisa tawan yang berbondong-bon dong menuju Dusun Bambu. Mobil berplat B, D, F, tampak lebih dominan. Suara-suara obrol an yang tidak lagi meng gunakan bahasa Sunda, menan dakan bahwa memang banyak wisatawan dari luar Jabar yang berkunjung ke situ.

Di kawaasn ini pula, banyak pepohonan bambu yang tampak rindang menghiasi pandangan. Kontur permukaan tanahnya naik-turun. Sehingga, dari datar an yang rendah, pengun jung bisa memandang bebukitan yang mengelilingi Dusun Bambu. Dari dataran yang lebih tinggi, pa norama hijau di bentangan alam Lem bang pun amat terlihat jelas.

Aroma kehijauan dan asri sudah tercium dari tempat parkir. Ada sebuah loket untuk pembelian tiket masuk. Di situ lah pengunjung harus meng an tre untuk sebuah satu tiket di loket yang disediakan. Dari loka si ini, mobil pengantar ber warna kuning siap mengang kut para tamu yang datang, ke titik lokasi utama. Ya, di lokasi ini terdapat berbagai macam wahana yang ter sedia. Ada Purbasari salah satunya.

Di kawasan Purbasari, ber diri beberapa gasibu yang selu ruh lapisan interior dan eks te rior nya terbuat dari kayu. Mate rial dan ornamen yang melekat di gasibu ini amat sepadan de ngan suasana asri yang menge lilinginya. Gasibu ini berada di pinggir sebuah danau. Dari da lam gasibu, pengunjung bisa menikmati secara langsung pe mandangan danau, sembari ber santai-santai. Jangan lupa, pesan hidangan yang tersedia saat Anda berada di gasibu, ka rena tak lengkap rasanya ber ada di gasibu tanpa didam pingi sa ji an kuliner yang menggoda sele ra.

Masih banyak lagi berbagai jenis wahana yang dihadirkan di Dusun Bambu. Wahana Lapang Tembak, misalnya. Wahana ini dibikin secara edukatif, dengan fasilitas penunjangnya, agar para pengunjung mendapatkan ber bagai pembelajaran melalui sara n a tembak-menembak ini.

"Ada total 18 wahana di Du sun Bambu ini," kata Business Deve lopment Manager Dusun Bambu, Reta Albertha Wahab . Total waha na tersebut, di antara nya terdiri dari wahana panahan tradisional, lempar pisau, air softgun, panahan semiprofesio nal, playground untuk tempat bermain anak-anak, pur basari, pasar khatulistiwa, lutung kasa rung, dan berbagai wahana lainnya.

Namun sebenarnya, kata dia, bagi pengunjung yang doyan makan pun, ada spot khusus ku liner di Dusun Bambu ini. "Pasar Khatulistiwa namanya," ujar Re ta. Di sini ada banyak aneka kuli ner yang disuguhkan. Mulai dari sate, sosis, kembang tahu, baso, surabi, tahu gejrot, dan masih ba nyak lagi.

Saat menyantap hidangan di tempat ini, mata pengunjung akan dimanjakan oleh sebuah taman yang tertata rapi tepat di hadapan Pasar Khatulistiwa. Di taman itulah, sebuah panggung didiri kan. Agenda-agenda pe men tasan seni dan budaya selalu digelar untuk meramaikan sua sa na.

"Sambil makan, kita bisa me nikmati alunan musik ataupun pagelaran seni dan budaya," kata Reta. Saat itu, panggung dime riah kan oleh wayang Cepot. Aca ra yang bertajuk Dusun Bambu Coklat Peduli Budaya ini dibikin untuk melestarikan budaya lokal yang ada di Jabar.

Director Event Coklat, Budi Agus Salim, menuturkan, senga ja mengambil tema budaya kare na bertujuan untuk menjaga kearifan dan budaya lokal yang dimiliki Jabar. "Ini merupakan kerja sama antara kami, Komu nitas Coklat Kita, dengan Dusun Bam bu. Kita melihat konsep bu daya ini lebih bagus kalau diga bungkan dengan hari kemer deka an," kata dia, pekan lalu.

Nantinya, tutur dia, konsep budaya di Dusun Bambu ini akan terus digelar. Ini akan dilakukan di beberapa wahana yang ada di Dusun Bambu. Tujuannya, un tuk mengangkat potensi-potensi k ebudayaan lokal yang ada di Jawa Barat.

"Kita ingin menggali potensi budaya mana lagi yang ada di Jawa Barat, lalu kita hadirkan kembali ke para wisatawan, de ngan begini bisa memuncul kan kepedulian terhadap budayabudaya kita," ujar dia.

Dusun Bambu berdiri di area yang luas lahannya mencapai 15 hektare. Ekowisata ini dimiliki oleh seorang pengusaha pemilik brand outdoor teranyar, Eiger, bernama Ronny Lukito. Dusun Bambu ini sendiri mulai resmi diluncurkan pada awal 2014 yang lalu. Pada saat weekend biasa, Dusun Bambu bisa mene rima 6.000 sampai 7.000 wisa ta wan. Namun, pada weekend tertentu, seperti hari raya lebar an kemarin, atau weekend yang bersanding dengan libur tanggal merah, ekowisata tersebut bisa menerima sampai belasan ribu orang. ¦ c12, ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement