Jumat 19 Jul 2013 09:11 WIB
Harga Daging

Pedagang Tolak Daging Impor

Pedagang memotong daging sapi lokal di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (18/7).    (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pedagang memotong daging sapi lokal di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (18/7). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mulai mendistribusikan daging sapi beku impor dari Australia ke pasar-pasar tradisional di Jabodetabek. Namun, para pedagang enggan menjual daging dari Australia itu. Mereka meragukan kualitasnya.

Aje, pedagang daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, mengatakan, dia memutuskan tidak membeli daging impor seharga Rp 77 ribu per kilogram pada Kamis (18/7) pagi. Sebab, daging dari Australia itu memiliki lemak yang lebih tebal. “Dagingnya sedikit,” kata dia.

Sanukri, pedagang di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, mengatakan, pembeli lebih menyukai daging lokal yang tidak berlemak. Uus, pedagang di Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, mengatakan, tidak banyak pembeli yang menyukai daging beku seperti yang diimpor Bulog.

Daging lokal, kata Uus, lebih segar meski harganya mencapai Rp 100 ribu. “Langganan saya mayoritas dari rumah makan. Mereka mengatakan, rasa masakan daging segar dengan daging beku berbeda,” ujar dia.

Tata, pedagang di Pasar Senen, mengaku menjual daging impor seharga Rp 90 ribu per kg atau setara dengan harga daging lokal. Sebab, kata dia, daging impor yang dijualnya tidak beku alias sudah cair dan sudah bersih dari lemak serta jeroan. “Kalau ngambil dagingnya dari mana saya kurang tahu, itu urusan bos," ujar dia.

Pedagang di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, justru berharap daging impor segera datang. Koordinator pedagang daging sapi di Pasar Cibadak, Sukabumi, Suhendi, mengatakan, daging impor diharapkan bisa menekan harga yang terus melonjak. Saat ini, harga daging sapi mencapai Rp 95 ribu per kg.

Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Koesmayadi mengatakan, pihaknya belum mengetahui kuota dan mekanisme pembagian daging impor. “Penjatahannya tidak tahu, apakah per provinsi atau tidak," kata dia.

Menurut Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) M Nurdin, pihaknya juga belum mengetahui pendistribusian daging impor dari Australia. APDI belum memiliki kesepakatan dengan Perum Bulog mengenai distribusi daging.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso berjanji akan menggandeng asosiasi untuk distribusi daging. Dia menambahkan, daging impor Bulog dialokasikan untuk menambal kebutuhan di Jabodetabek dan Jawa Barat.

Saat ini, menurut Sutarto, daging impor itu sudah masuk ke pasar-pasar di Jakarta. Satu truk pendingin atau setara satu ton sudah habis terjual di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, pada Rabu (17/1). “Hari ini (kemarin) juga lancar,” ujar dia.

Dia mengakui adanya penolakan, tetapi itu disebabkan citra buruk daging beku yang dibuat-buat, seperti kurang enak. Karena itu, Bulog sedang menggencarkan sosialisasi untuk menghapus citra itu. Sutarto menyatakan, masalah-masalah yang terjadi di lapangan akan diselesaikan sehingga harga daging sapi bisa diturunkan hingga Rp 75 ribu.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa meminta para pedagang tidak termakan isu para pemburu rente untuk menolak daging sapi impor. “Masak rakyat kita mau beli yang lebih murah kok ditolak, jangan termakan isu dari pemain rente begitu," kata dia.

Harga daging sapi telah menembus Rp 100 ribu per kilogram. Pemerintah pun memutuskan mendatangkan 3.000 ton daging sapi potong dari Australia. Pemerintah juga berencana menambah kuota impor pada akhir bulan ini. n meiliani fauziah/c20/c01/antara ed: ratna puspita

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement