Selasa 16 Jul 2013 01:15 WIB
Khazanah Ramadhan

Kajian Ramadhan di Gedung Pencakar Langit

Sebuah kajian keagamaan yang digelar CAIR-CAN.
Foto: alameenpost.com
Sebuah kajian keagamaan yang digelar CAIR-CAN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak pernah terbayangkan untuk bisa turut beribadah di atas gedung tinggi. Tetapi, hal tersebut memang benar-benar bisa dilakukan. Ya, selama Ramadhan, jamaah yang berkantor di sekitar Jalan Gatot Subroto No 42, Jakarta Selatan, bisa ikut bergabung dalam Kajian Zhuhur Ramadhan (KZR) di Gedung City Plaza, Kompleks Wisma Mulia.

Kegiatan Kajian Zhuhur Ramadhan ini secara rutin diselenggarakan oleh Telkomsel di lantai 10. “Bahkan, beberapa tahun sebelum Ramadhan ini, kegiatan Majelis Taklim Telkomsel (MTT) dilakukan di lantai 52,” kata Staf MTT, Mapri, Senin (15/7).

Mapri mengatakan, KZR yang dilakukan di dalam gedung dan tempat yang cukup tinggi ternyata selalu ramai dipenuhi jamaah sekitar. Mereka yang datang ke kajian memang sebagian besar karyawan yang bekerja di perkantoran Wisma Mulia, City Plaza, dan sekitarnya yang bertetangga dengan bangunan bernomor 42 ini.

Tak sedikit pula jamaah yang datang merupakan karyawan dari anak-anak perusahaan Telkomsel. Tapi, berdasarkan pantauan Republika, pada siang hari keenam Ramadhan 1434 H masyarakat perkantoran sekitar lebih memilih untuk menghadiri KZR dan melaksanakan shalat Zhuhur berjamaah di lantai 10 gedung yang berhadapan dengan kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI itu.

“Kami tidak menghitung secara tepat berapa banyak jamaah yang datang dalam kegiatan ini. Tapi, mungkin sekitar 600 jamaah setiap hari hadir memenuhi KZR ini,” jelas Mapri.

Tanpa mengabaikan keberadaan sebuah masjid yang lokasinya menempel di belakang Gedung Wisma Mulia, sehari-harinya selama Ramadhan, warga perkantoran bersemangat melaksanakan Zhuhur berjamaah di ruangan yang ada di lantai 10 tersebut. “Di sini sepertinya lebih mengakomodasi untuk seluruh Muslim dan jamaah yang ada di Wisma Mulia,” kata seorang warga perkantoran Wisma Mulia Wing Susanto.

Wing mengaku, setiap Ramadhan datang, sebisa mungkin ia rutin hadir di KZR. Bahkan, sejak dirinya berkantor di Wisma Mulia mulai 2005, MTT sudah menggelar kegiatan tersebut. “Mungkin, ini tahun ketujuh saya. Kalau sedang tidak di lapangan setiap Ramadhan, pasti Zhuhur saya di sini,” ucap pria yang bekerja di perusahaan perminyakan negara itu.

Dari turut bergabung di kegiatan KZR, Wing mengaku mendapatkan ilmu yang banyak. Sebab, kajian yang dilangsungkan usai pelaksanaan shalat Zhuhur ini tiap hari diisi oleh berbagai kalangan ustaz. Kajian Islamnya pun membahas berbagai aspek kehidupan.

Tak hanya itu, selain mendapatkan siraman rohani, para jamaah juga bisa memetik manfaat lainnya. Wing menuturkan, dengan ikut KZR ia bisa bersilaturahim dan bertemu teman-temannya yang lain.

Selain Wing, ada pula jamaah lainnya, Neneng Mainar. Neneng mengatakan, hadir dalam KZR sangat bermanfaat untuk dirinya. Menurutnya, dengan mengikuti kegiatan MTT, ibadah Ramadhan selama dirinya bekerja tetap terjalani. “Sangat disayangkan kalau tidak ikut kegiatan di sini,” katanya.

Neneng menjelaskan, banyak hal positif yang didapatkan warga perkantoran, khususnya dari mengikuti KZR. “Daripada saat Zhuhur duduk-duduk dan mengobrol,” ujarnya. “Yang penting, kita tidak meninggalkan pekerjaan kita. Kita ke sini beribadah saat pekerjaan siang hari selesai,” paparnya.

Lagi pula, kata Neneng, KZR tidak merugikan orang lain. Malah, yang ikut akan mendapatkan banyak syafaat. “Ini kan juga tidak setiap hari. Manfaatkan, ini bulan Ramadhan,” imbuh wanita yang bekerja sebagai karyawan Kisel Koperasi Telkomsel itu.

Mapri mengungkapkan, KZR akan hadir selama Ramadhan 1434 Hijriyah. Kajian bahkan sudah dimulai sebelum Ramadhan menyapa. “Kajian pra-Ramadhannya sudah pada 8 Juli,” katanya.

Hanya saja, jelasnya, kajian yang mengangkat beragam tema yang berkaitan dengan Islam dan kerohanian ini tak berlangsung 30 hari penuh. Selama Ramadhan, KZR hanya diadakan 16 kali. Waktunya, Senin - Kamis. Adapun waktu penyelenggaran kajian ini berlangsung dari pukul 12.00 - 13.00 WIB. Sebelum menunaikan Zhuhur berjamaah, para jamaah dibimbing untuk tadarus Alquran bersama. Waktu tadarusan berlangsung selama 10 menit sebelum azan berkumandang.

Pemuda ini menambahkan, sebenarnya kegiatan kajian Zhuhur MTT tak hanya hadir di saat Ramadhan. Di luar Ramadhan, pihaknya memang rutin menggelar kajian Zhuhur, tapi hanya setiap Kamis. MTT pun berharap, di Ramadhan dan di penyelenggaraan majelis-majelis berikutnya, ada sebuah tempat atas nama pribadi perusahaan komunikasi ini. Sehingga, saat melaksanakan kegiatan majelis dan ibadah di lingkungan perkantoran pun, panitia tak menyewa kembali. n alicia saqina  ed: chairul akhmad

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement