Jumat 19 Apr 2013 08:25 WIB
Banjir

Ribuan Rumah di Bekasi Kebanjiran

  Warga melintasi banjir di Perumahan Bumi Nasio Indah, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (18/4).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Warga melintasi banjir di Perumahan Bumi Nasio Indah, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (18/4). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Hujan deras yang melanda kawasan Jabodetabek pada Rabu (17/4) sore hingga Kamis (18/4) pagi menyebabkan banjir di berbagai tempat. Ribuan rumah di Kecamatan Jatiasih dan Pondok Melati, Kota Bekasi, terendam banjir akibat jebolnya tanggul sungai di kawasan setempat.

Di Kecamatan Jatiasih, banjir merendam lebih dari 1.000 rumah di tiga perumahan. “Banjir tersebut terjadi di Perumahan Buana Jaya, Graha Indah, dan Nasio,” kata Ketua Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bekasi Engkus Kustara, Kamis (18/4). Menurut dia, peristiwa banjir di tiga perumahan itu dipicu oleh saluran air yang tidak berfungsi baik, sehingga curahan air dari hujan lebat tidak mengalir menuju hilir. Hujan mengguyur wilayah Bekasi sejak Rabu sore pukul 16.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB, lalu turun kembali pada pukul 20.30 WIB hingga menjelang pagi hari.

Banyak barang berharga yang tidak terselamatkan dari banjir, seperti mobil, motor, dan barang-barang elektronik lantaran warga tidak menduga air akan naik hingga setinggi 1,5 meter di kawasan mereka. Engkus telah menerjunkan sekitar 50 petugas gabungan dari Tagana dan Pramuka untuk membantu evakuasi korban dari lokasi banjir, terutama yang rumahnya tidak bertingkat.

“Kami belum mendata secara pasti jumlah kendaraan yang terendam. Yang pasti, jumlahnya cukup banyak. Belum tercatat ada korban jiwa maupun luka fisik dalam musibah ini,” ujar Engkus. Pemerintah Kota Bekasi juga telah menyediakan pompa penyedot air di tiga perumahan tersebut untuk mempercepat pembuangan air, berikut pendirian dapur umum.

Sementara itu, di Kecamatan Pondok Melati, tanggul yang jebol berada di wilayah RT 01 RW 12, tepatnya di Perumahan Purigading, Kelurahan Jatimelati. Air yang kelur dari celah tanggul jebol menerjang ribuan rumah dan sejumlah fasilitas publik yang berada di Perumahan Purigading dan Bumi Nusapala dengan ketinggian air di lokasi terparah mencapai 1,5 meter.

Panji Rama Aditya, pengurus RT 06 RW 12 Purigading Jatimelati menuturkan, tanggul Kali Purigading yang dibangun oleh pengembang perumahan itu jebol pada Rabu malam sekitar pukul 21.00. Air yang kelur dari celah tanggul menerjang ribuan rumah dan sejumlah fasilitas publik yang berada di Perumahan Purigading dan Bumi Nusapala dengan ketinggian air di lokasi terparah mencapai 1,5 meter.

“Airnya seperti banjir bandang karena meluncur bebas dari bagian hulu di selatan menuju hilir di bagian utara. Air menerjang segala benda yang ada di depannya, persis seperti arum jeram,” ujar karyawan swasta di Jakarta itu. Banjir baru surut pada Kamis dini hari pukul 02.00 WIB. Karena banjir mendadak, banyak warga tak sempat mengamankan harta mereka. “Banyak rumah mewah cluster di Purigading yang juga diterjang air. Bahkan, mobil juga menglami kerusakan akibat terjangan air.”

Kodisi serupa juga dialami warga di RW 19 Perumahan Bumi Nusapala yang bersebelahan dengan Purigading dengan ketinggian air 1,5 meter. Menurut Robbie, warga setempat, lokasi perumahan yang berada di wilayah cekungan membuat air tertampung di perumahan ini. “Saya dan keluarga mengungsi di masjid. Sedangkan, barang banyak yang tidak selamat karena air naik sangat cepat,” katanya.

Mayoritas warga korban banjir di Perumahan Purigading dan Bumi Nusapala mengungsi di masjid setempat. Pada Kamis pagi, warga mulai kembali ke rumah masing-masing dan mulai membersihkan lumpur serta membenahi perabot rumah yang diterjang air. Upaya membersihkan lumpur dari Sungai Purigading dilakukan warga secara swadaya tanpa pasokan listrik yang sengaja dipadamkan sejak malam hari. Warga akhirnya memakai air banjir untuk membersihkan rumah karena pompa air belum menyala.

Menurut Panji, warga Purigading yang rumahnya terendam air setinggi satu meter, banjir kali ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi. Sebelumnya, peristiwa serupa terjadi pada 2002 dan 2007 yang dipicu oleh faktor yang sama. “Jebolnya tanggul ini sudah yang ketiga kalinya terjadi meski sudah dua kali ditinggikan. Bahkan, titik tanggul yang jebol saat ini sama dengan tahun sebelumnya,” kata Panji.

Sejumlah perabot rumah tangga, seperti kulkas, kursi tamu, kasur, dan kipas angin di rumah Panji mengalami kerusakan akibat terendam air. “Airnya naik dengan cepat, sedangkan saya baru pulang bekerja dari Jakarta jadi tidak sempat berbenah.” n antara ed: rahmad budi harto

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement