Jumat 11 Sep 2015 14:00 WIB

Waspadai Bibir Membiru pada Si Buah Hati

Red:

JAKARTA – Penyakit jantung bawaan kerap diderita oleh banyak bayi ketika lahir. Namun, ternyata penyakit tersebut terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan. 

Salah satu penyebabnya adalah akibat ibu tidak rutin memeriksakan kandungannya secara rutin. Padahal, tanpa disadari hal tersebut membuat bayi rentan terkena penyakit jantung bawaan.

Menurut Prof Dr Ganesja Harimurti SpJP dari Rumah Sakit (RS) Siloam Kebon Jeruk Jakarta, prevelensi jumlah bayi yang lahir dengan penyakit jantung di Indonesia saat ini sebanyak sembilan dari 1.000 kasus setiap harinya. Sebanyak 10 persennya tidak akan melewati tahun pertama proses kehidupannya (Children Heart Foundation).

"Penyakit jantung bawaan ini kerap kali tidak disadari oleh masyarakat awam karena memang tidak terlihat secara kasat mata. Ada pun yang menjadi penyebab penyakit ini mayoritasnya tidak diketahui, tapi beberapa kelainan genetik, seperti campak Jerman dan down syndrom sangat berhubungan dengan penyakit ini," ujarnya dalam salah satu pemaparan terkait penyakit jantung bawaan di RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Rabu (9/9).

Lebih jelasnya, dokter senior ini menjelaskan bahwa sebenarnya penyakit jantung bawaan merupakan penyakit dengan kelainan pada struktur atau fungsi sirkulasi jantung yang telah ada saat lahir. Kelainan ini terjadi akibat adanya gangguan ataupun kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal pertumbuhan janin.

"Untuk mengobati penyakit ini, sekitar sepertiga hingga separuh dari seluruh kasus kebanyakan memerlukan tindakan bedah atau intervensi," ungkap Ganesja.

Sementara itu, menurutnya, penyakit jantung bawaan memang banyak sekali jenisnya. Bayi yang sejak lahir memiliki riwayat penyakit ini, jika telah dewasa nanti akan mudah merasa lelah di saat beraktivitas. Sayangnya, ciri ini sering kali dinilai normal oleh orang tua, sehingga mereka tidak menganggapnya sebagai suatu hal khusus yang patut untuk diwaspadai.

Bayi yang menderita penyakit ini umumnya memiliki tanda-tanda khusus, di antaranya, mulut dan bibir yang membiru, berat badan yang tidak bisa naik dengan normal, bahkan kekurangan gizi, sesak napas, ujung jari kaki dan tangan membiru, sering kali mengalami infeksi pada saluran napas bawah, dan masih banyak lagi. Bayi juga sering kali tidak nafsu makan dan kerap memuntahkan makannya.

"Jika bayi sudah memunculkan tanda-tanda demikian, hal ini bisa jadi merupakan ciri akibat gangguan kesehatan pada jantung bayi. Agar lebih akurat dan tepat dalam penanganannya, orang tua disarankan untuk memeriksakan keadaan sang bayi ke dokter," katanya.

Namun demikian, menurutnya, gejala penyakit jantung bawaan biasanya akan ditemukan di saat seseorang masih berusia kanak-kanak. Akan tetapi, tidak semua kelainan jantung bawaaan dapat menimbulkan gejala saat baru lahir. Dalam beberapa kasus pada penyakit ini bahkan baru menunjukkan gejala di saat sudah dewasa.

Untuk mencegah penyakit tersebut, Ganesja menyarankan agar ibu rutin memeriksakan kehamilan. Sehingga, berbagai kelainan (bukan hanya penyakit ini) dapat segera diketahui dan diberikan pertolongan sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter.

"Ibu hamil penting untuk mengenali risiko faktor penyakit genetik, seperti penyakit gula, penyakit jantung, dan lainnya. Meskipun kecil, faktor risiko itu dapat memengaruhi bayi yang dikandungnya terkena penyakit jantung bawaan," tambahnya.

Selain itu, yang tak kalah penting adalah menghindari mengonsumsi obat-obatan tertentu di saat kehamilan. Belakangan diketahui bahwa beberapa obat dapat membahayakan janin dalam kandungan. Biasanya, pemakaian obat dan antibiotik pada ibu hamil yang tidak sesuai dosis dapat menjadi penyebabnya.

"Tentunya, yang tak kalah penting adalah tidak merokok dan menghindari asap rokok. Segala bentuk risiko penyakit apa pun akan semakin buruk dampaknya jika tetap merokok," tegas sang profesor.

Dengan melakukan pencegahan-pencegahan semacam itu, kemungkinan besar kelainan apa pun yang mengancam si buah hati bisa terdeteksi dengan baik. Para orang tua juga patut memahami dan menambah pengetahuannya, terutama seputar apa saja yang diperbolehkan dan yang dilarang ketika masa kehamilan dan pascamelahirkan. n c04 ed: dewi mardiani

***

Jenis-Jenis Penyakit Jantung Bawaan

Menurut Prof Dr Ganesja Mulia Harimurti SpJP, jenis penyakit jantung bawaan, khususnya yang dialami oleh anak-anak, sangat beragam. Ia mengungkapkan, setidaknya sekitar lima jenis dari penyakit jantung bawaan yang bisa diderita oleh anak, di antaranya:

 

1. Ventricular Septal Defect (VSD)

Jenis ini merupakan kelainan pada jantung yang berupa lubang di sekat antarbilik jantung. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kebocoran aliran darah, tepatnya pada bilik kanan serta bilik kiri jantung. Gejala utamanya adalah terjadinya gangguan pertumbuhan awal, mulai dari napas bayi pendek, mudah lelah, dan kesulitan ketika menyusui.

2. Persisten Duktus Arteriosus (PDA)

Duktus arteriosus merupakan pembuluh darah yang menghubungkan arteria pulmonalis pada jantung dan akan mengalami perubahan sesaat setelah bayi lahir.

 

3. Pulmonary Stenosis (PS)

Merupakan penyempitan katup baru. Katup tersebut berfungsi untuk mengatur aliran darah yang kadar oksigennya rendah, dari bilik kanan jantung menuju ke paru-paru. Perlu dicermati bahwa jenis ini biasanya terdeteksi ketika penderitanya sudah beranjak dewasa. Maka, penting untuk memeriksakan kondisi janin ketika masih di dalam kandungan.

4. Atrial Septal Defect (ASD)

Pada jenis penyakit jantung bawaan ini terdapat lubang di antara dua serambi jantung. Kondisi ini menyebabkan hubungan di antara atrium kanan dan atrium kiri jantung tidak mampu ditutup oleh katup akibat adanya lubang.

 

5. Tetralogi Fallot (TF)

Merupakan komplikasi kelainan pada jantung bawaan yang sangat khas dan akan melibatkan empat kondisi kelainan jantung yang telah disebutkan tadi. Biasanya, ciri dari bayi yang menderita penyakit jantung jenis ini akan memperlihatkan kulit yang membiru akibat kekurangan oksigen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement