Jumat 06 Jan 2017 18:00 WIB

BI: UMKM Perlu Dukungan Pemerintah

Red:

PALEMBANG -- Pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) patut menjadi perhatian para pengambil kebijakan, terutama pemerintah daerah. Ini mengingat UMKM terbukti tidak rentan krisis dan berkontribusi pada produk domestik bruto nasional sebesar 60,3 persen.

Deputi Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Sumatra Selatan Hari Widodo mengatakan, sektor UMKM hingga kini masih membutuhan dukungan pemerintah dari sisi kebijakan untuk tetap tumbuh. Misalnya, terkait dengan perizinan dan pajak daerah.

"Seperti Sumsel yang memiliki pelaku usaha UMKM mencapai dua juta orang. Artinya, jika benar-benar mendapatkan dukungan pemerintah, akan memiliki andil besar dalam pembangunan daerah," kata Hari, di Palembang, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, riset Bank Indonesia Wilayah VII Sumatra Selatan telah memunculkan 10 produk unggulan UMKM yang layak dikembangkan pada masa datang dalam lima tahun ke depan. Kesepuluh produk unggulan tersebut, yakni pertanian padi sawah, toko kelontong dan manisan, penggilingan padi, perkebunan karet, budi daya ikan lele, penggalian pasir, budi daya ikan patin, koperasi simpan pinjam, rumah makan padang, dan klinik kesehatan terpadu.

"Riset BI ini telah disebarluaskan ke seluruh kabupaten/kota di Sumsel, dan diharapkan dapat dijadikan acuan para pengambil kebijakan terkait dengan pengembangan sektor UMKM," kata Hari.

Jika suatu daerah sudah benar-benar memahami profil dan potensi daerahnya masing-masing, menurut dia, akan membuat suatu keputusan yang tepat sasaran terkait dengan pengembangan sektor UMKM. Salah satunya yang menjadi sorotan BI dari hasil riset ini, yakni sektor perkebunan karet yang sejak lama telah menjadi urat nadi perekonomian Sumsel.

Dalam riset sebelumnya pada 2011, BI telah mencantumkan bahwa sektor perkebunan karet menjadi unggulan di Sumsel. Demikian pula, pada riset terbaru ini. Dalam riset kali ini, BI menekankan pentingnya hilirisasi karet atau tidak terhenti pada budi daya dan industri pengolahan saja.     antara, ed: Citra Listya Rini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement