Dalam beberapa tahun terakhir, kalangan muda mulai melirik bisnis kuliner. Selain untuk menyambung hobi yang dibungkus kreativitas, ternyata bisnis kuliner juga sering kali mendatangkan pundi-pundi uang.
Empat tahun lalu, pemuda asal Surabaya, Moch Rachman Adi, membuka usaha di bidang kuliner. Ia pun merasakan bagaimana beratnya mengembangkan bisnis hingga hampir bangkrut.
Perlahan ia bangkit dan berhasil melebarkan sayap usaha tersebut. Berikut penuturan pengalaman Adi dalam berwirausaha kepada wartawan Republika, Rizky Jaramaya, beberapa waktu lalu.
***
Dunia bisnis bukan hal yang baru bagi Rachman. Sebelum menggeluti bisnis kuliner, ia pernah mencoba berbagai macam bidang usaha, mulai dari berjualan komputer, suku cadang komputer, hingga aksesori perempuan.
Dari serentetan bisnis yang pernah digeluti, pada akhirnya Rachman menjatuhkan labuhan di bidang kuliner. Bisnis kuliner ini diawali dari kesukaannya mengonsumsi kebab.
"Saya pilih kebab karena sudah singkron dengan lidah saya, dan saya juga sudah mengetahui supplier bahan bakunya," ujar Rachman kepada Republika, Selasa (15/3). Rachman mengatakan, ide untuk mengemas kebab dalam bentuk cepat saji ini karena gaya hidup masyarakat urban.
Menurutnya, masyarakat di kota besar memiliki aktivitas padat sehingga membutuhkan makanan cepat saji yang praktis dan mudah dihidangkan. Selain itu, menurutnya, makanan olahan yang beredar di pasaran sebagian besar tidak dilengkapi dengan nilai gizi seimbang. "Dalam satu porsi kebab mengandung gizi yang lengkap, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, dan juga serat," kata Rachman.
Rachman pun mulai memberanikan diri berjualan kebab olahan pada Februari 2012. Rachman mengaku, dia mengalami jatuh bangun pada tahun pertama merintis bisnis tersebut.
Awal berjualan, dia membuka booth di salah satu mal di Surabaya. Selain itu, dia juga berjualan dengan menggunakan mobil dan mangkal di perumahan-perumahan. Rachman menuturkan, saat mangkal dia pernah diusir oleh satpam.
Selama satu tahun merintis usaha kebab, Rachman mengaku hampir bangkrut dan tidak balik modal karena fixed cost-nya terlalu besar sedangkan penjualan masih belum banyak. Dari pengalaman tersebut pria yang berdomisili di Surabaya tersebut mulai putar otak untuk membangkitkan dan memperjuangkan bisnisnya.
Dengan modal yang tersisa hanya Rp 1 juta, Rachman berhasil menciptakan varian kebab baru, yakni kebab isi durian yang bisa langsung dikonsumsi dalam keadaan dingin dan tidak perlu dipanaskan lagi. "Setelah berdarah-darah, akhirnya kami mulai tumbuh dan menjualnya secara online dengan memanfaatkan media sosial, seperti Twitter, Facebook, maupun Instagram," ujar Rachman.
Kerja keras Rachman untuk mengembangkan bisnis kebabnya perlahan mulai bangkit. Kini, Kebab Kebudd sudah memiliki laman www.kebabkebudd.com dan telah mempunyai 19 cabang di 16 kota, antara lain, Bandung, Sidoarjo, Denpasar, Solo, Jogja, Semarang, Samarinda, Balikpapan, dan Makassar.
Sampai saat ini, Rachman masih menggunakan media daring dan sosial media untuk mempromosikan dan memasarkan produknya kepada konsumen. Dalam satu hari, rata-rata dia bisa menjual antara 200 sampai 300 pack kebab untuk semua varian.
Nama Kebudd
Pemilihan nama produk Kebab Kebudd tercetus ketika Rachman sedang menyetir di jalan tol dalam keadaan mengebut karena terburu-buru. Kemudian, dari kata kebut diplesetkan menjadi "kebudd" dan ini sesuai dengan konsep produknya, yakni menjual makanan siap saji dengan proses yang mudah serta tetap memiliki nilai gizi.
Dari serentetan bisnis yang pernah dijalani, Rachman mengaku paling fokus menjalankan bisnis kuliner ini karena sesuai dengan hobi dan kesukaannya. "Saya merasa passion saya di kuliner makanya sekarang bisa fokus," kata Rachman.
Kebab Kebudd memiliki tujuh varian rasa, di antaranya, Kebab Beef Original, Kebab Tuna Spesial, Kebab Beef Balado, Kebab Ayam Teriyaki, Kebab Beef Premium, Kebab Durian, dan Kebab Fruity Mix Choco. Menurut Rachman, kebab produksinya berbeda dari kebab lain karena mudah disajikan, yakni hanya dipanaskan selama 10 menit diatas teflon tanpa perlu menggunakan minyak maupun mentega.
Selain itu, untuk Kebab Durian dan Fruity Mix Choco menjadi andalan karena merupakan varian kebab isi buah-buahan pertama di Indonesia. "Semua varian kebab yang diproduksi, resepnya saya coba sendiri," kata Rachman.
Saat ini, Kebab Kebudd memiliki 13 orang karyawan tetap dan ke depan Rachman ingin mengembangkan varian kebab dengan cita rasa unik serta berbeda dari kebab pada umumnya. Selain itu, berjualan dengan menggunakan media online memberikan kemudahan bagi Rachman untuk memetakan daerah mana saja yang memiliki penjualan tinggi. Ke depan, Rachman berencana akan menyiapkan sistem delivery di daerah-daerah yang penjualannya tinggi. ed: Ichsan Emrald Alamsyah
***
Nama: Adi Rachman
Tgl lahir: 23 Juli 1987
Alamat: tembok dukuh XI/9 surabaya
Telp: 081332085541
Pend. Terakhir: S-1 desain komunikasi visual ITS
Nama usaha: Kebab Kebudd
Alamat laman
www.kebabkebudd.com