Rabu 12 Aug 2015 15:00 WIB

Tatang Endan, Veteran Pelajar Pejuang 1945: Perjuangan

Red:

Usia saya sudah tidak lagi muda, sudah menginjak 87 tahun. Meski begitu, masih lekat dalam ingatan saya betapa beratnya perjuangan dalam merebut kemerdekaan Indonesia pada 1945 lalu. Kala itu, saya dan beberapa teman yang masih berusia belia, tergabung sebagai pelajar pejuang. Wadah ini, dibentuk untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang. Karena itu, kemerdekaan Indonesia pada saat itu bukanlah pemberian Jepang, melainkan perjuangan dari para pejuang dan rakyat pada masa itu. Yang terpenting, harus selalu kita ingat bahwa kemerdekaan tidak diperoleh dengan mudah di atas piring emas, tapi dengan darah dan nyawa. Karena itu, hendaknya generasi muda ingat perjuangan yang dilakukan para pelajar pejuang kala itu.

Usai proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945, perjuangan para pelajar pejuang termasuk generasi muda saat itu masih terus berlangsung. Para pemuda saat itu masih berusaha untuk mengambil alih kekuasaan dari penjajahan Jepang. Pasalnya, pascaproklamasi dibacakan, masih banyak tentara Jepang yang berkeliaran dan berkantor di Indonesia.

Oleh karena itu, dirinya yang tergabung dalam Pelajar Pejuang di sektor tengah, bersama temantemannya berupaya untuk mengambil alih kantor hingga senjata para penjajah Jepang. Dengan senjata yang terbatas, tidak mudah untuk bisa merebut senjata dari pihak lawan.

Selain memperjuangkan kemerdekaan, para pelajar saat itu juga terus memperjuangkan pendidikan bagi diri mereka masingmasing. Sebab, pascaproklamasi, masih banyak sekolah dalam kondisi ditutup. Meski begitu, semangat para pemuda untuk belajar tidak terhenti. Saya bersama rekan-rekannya mencari berbagai alternatif agar kegiatan belajar dapat terus berlangsung.

Dengan memahami sejarah perjuangan, maka generasi muda Indonesia saat ini harus juga memiliki semangat yang sama untuk menjaga kedaulatan Tanah Air. Jangan sampai setelah kita merdeka, kesempatan ini tidak digunakan untuk kemajuan negara kita sendiri.

Untuk bisa menjaga kedaulatan bangsa banyak hambatan yang harus dilalui generasi muda. Pasalnya, musuh yang kini dihadapi generasi muda jauh lebih menghancurkan. Beberapa contoh ‘musuh’ yang dimaksud di antaranya ialah pergaulan bebas, korupsi, dan khususnya narkoba.

Saya memperingatkan generasi muda, bahwa narkoba dapat melemahkan baik fisik dan mental para pemuda. Oleh karena itu, keberadaan narkoba benar-benar harus diperangi bersama. Untuk bisa melawan hal-hal tersebut, generasi muda harus tetap dapat menjaga dan menjunjung tinggi persatuan bangsa. Hanya dengan persatuan ini, kemerdekaan Indonesia pada 1945 juga berhasil. Jangan lupakan sejarah. Hal-hal baik yang dulu sudah dilaksanakan generasi sebelumnya, harus dipertahankan. ¦ c01, ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement