Senin 03 Aug 2015 18:00 WIB
zawiya-

Di Kashmir, WhatsApp Jadi Media Dakwah

Red:

Tak sekadar untuk bersosialisasi, media sosial seperti WhatsApp (WA) ternyata bisa dimanfaatkan untuk mensyiarkan ajaran Islam. Adalah kaum Muslim di lembah Kashmir yang telah memanfaatkan media sosial ini untuk berdakwah.

Ghulam Mohd Kumar, seorang pensiunan guru sejarah di Kashmir Selatan, menuturkan, kehidupan sosial masyarakat setempat berubah drastis sejak mengenal internet. "Saya memang mengamati perubahan demi perubahan dalam kehidupan sosial di Kashmir," katanya seperti dilansir laman onislam.net, pekan lalu.

Ia mengenang satu masa ketika masyarakat Kashmir hanya bisa menonton film lewat bioskop, berkomunikasi via sambungan telepon, atau mencari hiburan lewat televisi dan radio. Tetapi, semua berubah sejak masyarakat setempat terutama generasi mudanya mengenal internet.

Meski ada dampak negatif, Kumar lebih melihat dampak positif yang dibawa oleh teknologi. Ia melihat cucunya berkomunikasi melalui WA. Namun, ada yang tak biasa pada apa yang dilakukan sang cucu di WA. Ia bukan sekadar mengobrol dengan teman-temannya, melainkan berbagi  informasi keagamaan. Melalui media sosial ini, cucunya setiap hari menampilkan hadis dan beberapa khutbah ulama.

Arifa, seorang gadis dari Bandipora, Kashmir Utara, mengatakan hal serupa. Ia mengaku sering menyimak tausiyah ulama dalam bentuk audio dan video yang menyebar luas lewat WA, termasuk khutbah dari ulama-ulama internasional, seperti Dr Zakir Naik, Dr Asrarul Haq, dan Dr Tariq Jameel.

Cara ini tak dimungkiri mengubah salah satu aspek tradisi keagamaan generasi muda Kashmir. Ilmu dan informasi keagamaan relatif lebih mudah diperoleh. Mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk mendengarkan khutbah secara langsung bisa berbagi via WA.

"Sejak satu tahun terakhir, WA telah mengubah kebiasaan saya. Kami bertukar satu sunah setiap pagi dengan teman-teman," kata Nisar Ahmad, seorang guru dari Kashmir Selatan. Aplikasi ini membawa revolusi untuk menyebarkan dan menimba ilmu agama.

Seorang pemuda Kashmir, Moulvi Mohd Syafii, juga mengatakan, tren dakwah dengan teknologi canggih, seperti WA dan Facebook menambah kesadaran anak muda tentang prinsip-prinsip ajaran Islam. Melalui WA atau Facebook, mereka memiliki komunitas di dunia maya, tempat saling berbagi nasihat dan kebaikan.

Kashmir adalah wilayah yang terbelah, masing-masing diperintah oleh India dan Pakistan. Konflik acapkali menghantui masyarakat Muslim di wilayah ini. Mereka telah memperjuangkan kemerdekaan sejak 1947. Pakistan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendukung hak rakyat Kashmir untuk menentukan nasib sendiri, tapi pilihan itu ditentang Pemerintah India. n c38 ed: wachidah handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement