Rabu 05 Nov 2014 13:00 WIB

Ribuan Warga Usap Kepala Anak Yatim

Red:

MAGELANG — Ribuan warga mengikuti tradisi pengusapan kepala anak yatim di Pondok Pesantren Darussalam, Desa Plosogede, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (3/11). Tak hanya mengusap kepala, warga memberi santunan untuk membahagiakan mereka.

Sebanyak 87 anak yatim duduk berjejer rapi di kursi plastik. Kemudian, ribuan warga dari Desa Blongkeng dan Desa Plosogede, Kecamatan Ngluwar, dan Desa Sirahan, Kecamatan Salam mengusap kepala mereka satu per satu.

Sejumlah anak yatim tampak meneteskan air mata. Suara tahlil, tahmid, dan takbir yang diucapkan para santri Pondok Pesantren Darussalam menambah suasana haru. Selepas mengusap, warga kemudian memasukkan amplop ke kotak amal yang disediakan panitia. Panitia tidak menentukan jumlah santunan. Amplop diberikan berdasarkan keikhlasan warga masing-masing. Akhir acara, santunan tersebut dihitung dan dibagikan seluruhnya kepada anak yatim tersebut.

Seorang panitia pengusapan dan penyantunan anak yatim Saiful Anam mengatakan, jumlah anak yatim yang disantuni sebanyak 87 anak dari tiga desa. Ia menjelaskan, pengusapan hanya diikuti anak berusia satu hingga 12 tahun.

Selain itu, anak yatim berusia di atas 12 tahun tidak ikut diusap. Meski demikian, mereka tetap mendapat santunan dari iuran pengurus dan donatur. "Seluruh dana yang didapat diberikan kepada mereka untuk membiayai pendidikannya," katanya.

Pemerintah Kota Tangerang, Banten, juga memeriahkan acara 10 Muharam dengan menyantuni anak yatim. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dan seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyantuni 1.300 anak yatim dari setiap kelurahan. Santunan tersebut menandai penutupan Festival Al Adzom di Masjid Raya Al Adzom.

"Alhamdulillah, pada 10 Muharam dan merupakan kebahagian bagi kami bisa duduk bareng bersama anak yatim," kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah. Wali Kota menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan Festival III Al Adzom.

"Semoga dengan Festival Al Adzom akan menambah khazanah masyarakat kota Tangerang yang berakhlakul karimah," ujarnya. Ia menjelaskan, pesan moral dari festival tersebut, yakni umat Islam harus dapat menyemarakkan masjid sebagai pusat kegiatan sehingga masyarakat Tangerang dapat bangkit dari masjid.

Wali Kota juga menyampaikan, kegiatan Festival Al Adzom dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Selain untuk menyemarakkan syiar Tahun Baru Islam 1436 Hijriyah, festival tersebut dapat melahirkan ekonomi kreatif yang merupakan hasil dari para usaha kecil menengah (UKM).

Kegiatan Festival Al Adzom diselenggarakan Pemkot Tangerang dengan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Tangerang. Festival Al Adzom digelar selama 10 hari dengan berbagai aneka lomba, seperti gerak jalan sehat dan kegiatan lainnya. Selain itu, diramaikan juga 210 stan yang terdiri atas stan book fair, kuliner, fashion, obat herbal, dan pasar rakyat.

N antara ed: a syalaby ichsan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement