Senin 02 May 2016 14:00 WIB

Fasilitas Pendidikan Jadi Kendala

Red:

Foto : Republika/Raisan Al Farisi  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA -- Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2016 akan diperingati secara serentak pada 2 Mei 2016. Dalam peringatan tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengungkapkan, fasilitas pendidikan masih menjadi kendala pemerintah untuk bisa membenahi pendidikan di Indonesia.

Anies menerangkan, saat ini, jangkauan sekolah dasar (SD) di seluruh daerah sudah mencapai 149 ribu. "Sementara jumlah desa kita 73 ribuan," kata Anies, Ahad (1/5). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa jumlah SD dua kali lebih banyak dari angka desa. Hal ini berarti jangkauan SD sudah di mana-mana wilayahnya.

Menurut Anies, kekurangan fasilitas justru terjadi pada level sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Pada aspek inilah, kata Anies, yang sampai saat ini terus didorong perkembangannya oleh pemerintah. "Apalagi, SMK yang selama ini pertumbuhannya baru sekitar 24 sampai 25 per tahunnya," ujar Anies.

Pada 2015, pemerintah mengklaim telah menambah 70 SMK. Sementara, tahun ini lompatan tambahannya memang cukup tinggi, yakni menjadi 341 SMK. Menurut Anies, upaya tersebut dilakukan karena pihaknya memang berharap pada pendirian SMK dan SMA. Hal ini karena sebagian besar angka putus sekolah terjadi setelah lulus sekolah menengah pertama (SMP).  

Sementara, angka partisipasi sekolah di tingkat SD justru sangat tinggi, yakni 94 sampai 96 yang ternyata sejajar dengan Jepang dan Korea Selatan. Oleh sebab itu, pemerintah mengupayakan untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah di tingkat SMA dan SMK dengan focus pada pendirian tersebut. "Apalagi dengan ke SMK, mereka jelas bisa diarahkan untuk siap bekerja," kata Anies.

Infrastruktur juga menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, kata Anies, hal inilah yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat mendorong infrastruktur.  "Karena begitu ada masalah transportasi misalnya, langsung ada masalah pendidikan," ujar Anies.

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengungkapkan dua hal yang perlu dibenahi saat ini. Hal ini diungkapkannya untuk memperingati Hardiknas pada 2 Mei 2016. "Dua hal fokus ini yang perlu dibenahi ini sama seperti sebelumnya," ujar Sekretaris Jenderal Sekjen FSGI Retno Listyarti melalui pesan singkat kepada Republika, Ahad (1/5).

Pertama, Retno mengungkapkan, masih berhubungan dengan permasalahan guru. Menurut dia, Indonesia masih memerlukan pentingnya peningkatan kualitas guru dengan program jelas, terukur, dan berkualitas. Program peningkatan kualitas yang selama ini ditekankan pemerintah masih belum jelas, dan efek yang didapatkan belum terlihat.

Selain itu, Retno juga mengatakan ihwal kondisi para peserta didik. Dia berpendapat, program menciptakan sekolah aman dan nyaman untuk peserta didik masih belum jelas. Hal ini karena program tersebut hanya sekadar regulasi di lapangannya.

Sebagai informasi, ujian kompetensi guru (UKG) merupakan salah satu program pemerintah dalam memetakan kondisi guru yang kemudian untuk meningkatkan kualitasnya. Hasil UKG yang dimiliki para guru menjadi referensi pemerintah untuk memperbaiki mutu guru melalui modul dan pelatihan yang sesuai.  

Selain itu, pemerintah juga memiliki program sekolah aman kekerasan. Program ini bertujuan mencegah dan menanggulangi tindakan kekerasan sekolah, baik yang dilakukan peserta didik, guru, dan sebagainya. Nantinya, peserta didik tidak perlu takut melaporkan segala tindakan kekerasan yang dialaminya. rep: Wilda Fizriyani ed: Andri Saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement