Kamis 03 Mar 2016 14:00 WIB

Jumlah Peneliti dan Publikasi Penelitian Masih Rendah

Red:

JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan, jumlah peneliti dan publikasi jurnal penelitian di Indonesia masih sangat rendah. Untuk itu, kondisi ini jelas harus diperbaiki ke depannya.

Menurut Nasir, Sekitar 12 hingga 14 persen dari 120 ribu dosen di Indonesia telah bergelar doktor. Mereka ini jelas telah menelurkan sejumlah riset dan berkontribusi meningkatkan jumlah publikasi penelitian juga. "Ini belum termasuk jumlah riset yang dikeluarkan mahasiswa magister dan sarjana," ujar Nasir dalam Rapat Kerja (Raker) LIPI 2016 bertemakan ''Menuju Etos Kerja Profesional dan Tata Kelola Efektif untuk Peningkatan Kinerja LIPI" di Auditorium LIPI, Jakarta, Rabu (2/3).

 

Ihwal jumlah publikasi, Nasir mengatakan, angkanya memang masih rendah. Sejauh ini, hanya 4.500 hingga 5.500 karya yang berhasil dipublikasikan. Angka ini sangat rendah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250-an juta jiwa.

Pada dasarnya, pemerintah menargetkan 8.000 penelitian bisa terpublikasikan di masa mendatang. Tapi, karena menyesuaikan anggaran pemerintah, kata Nasir, pihaknya hanya menargetkan 6.000 hingga 6.500 penelitian yang bisa dipublikasikan.

LIPI menyatakan, penelitian Indonesia selama ini masih belum banyak mendapatkan pengakuan internasional. Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain mengaku sangat menyayangkan situasi tersebut. "Padahal, sejauh ini jumlah sumber daya manusia (SDM) sebenarnya cukup tinggi," kata Iskandar.

Iskandar mengakui, banyaknya jumlah SDM belum sebanding dengan hasil riset yang bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu, LIPI mengungkapkan salah satu upayanya, yakni meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Upaya ini dapat dilakukan dengan meningkatkan aktivitas ilmiah. Iskandar juga mengatakan, LIPI juga selalu mengupayakan untuk melibatkan masyarakat dalam kegiatan ilmiah, seperti diseminasi hasil penelitian.

Berkenaan dengan penghargaan keilmuan di LIPI, Iskandar menjelaskan, jurnal LIPI yang mampu mencapai tingkat internasional sebanyak 415 buah sepanjang 2015. Sementara, pada ranah nasional terdapat 887 karya ilmiah. Sitasi atas publikasi LIPI sebanyak 35.314 dengan jumlah peneliti LIPI yang terindeks global sekitar 401 orang.

Iskandar juga menjelaskan, jumlah paten temuan LIPI juga mengalami peningkatan dari 2013 hingga 2015. Paten menaik dari 29, 43 hingga 53 paten pada 2015 lalu. Beberapa paten bahkan sudah dimanfaatkan masyarakat, seperti rumen sapi oleh Unit Kecil dan Menengah (UKM)-UKM dari Dompu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di samping itu, Iskandar menambahkan, terdapat 109 naskah kebijakan LIPI yang sudah diadaptasi oleh sejumlah stakeholder. Ia mencontohkan, indikator Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Indonesia yang sudah dimanfaatkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Selain itu, status keanekaragaman hayati juga dimanfaatkan Kementerian Lingkungan Hayati dan Kehidupan (KLHK) untuk Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) atau konvensi perdagangan internasional untuk spesies-spesies tumbuhan dan satwa  liar. rep: Wilda Fizriyani  ed: Andri Saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement