Sabtu 03 Oct 2015 17:29 WIB

Jatah Zamzam Diupayakan 10 Liter Tiap Jamaah

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pemerintah akan berupaya menambah jatah air zamzam yang bisa didapatkan secara cuma-cuma oleh setiap jamaah haji Indonesia. Saat ini, setiap jamaah haji mendapatkan lima liter air zamzam di debarkasi kedatangan masing-masing. "Tahun depan, kita ikhtiarkan bisa sampai 10 liter," kata Menteri Aga ma yang juga Amirul Haj Lukman Hakim Saifuddin di Bandara King Abdul Azis (KAA) Jeddah sebelum bertolak kembali ke Tanah Air, Kamis (1/10) malam.

Menag melanjutkan, pemerintah sebenarnya sudah bertahun-tahun ingin ada penambahan jatah air zamzam bagi jamaah haji. Selain merupakan buah tangan khas Tanah Suci, air zamzam merupakan air yang mempunyai berbagai keistimewaan di mata sebagian besar jamaah dan keluarga jamaah haji Indonesia.

Namun, peraturan penerbangan yang tidak memperkenankan pembawaan zam zam terlalu banyak menyulitkan terwujudnya keinginan pemerintah tersebut.

Saat meninjau lokasi penimbangan dan pemeriksaan barang bawaan jamaah haji di Madinatul Hujjaj, Jeddah, Menag melihat langsung banyak koper jamaah yang dibongkar paksa guna menge luarkan air zamzam yang ada di dalamnya.

Karena itu, Menag meminta agar jamaah tidak lagi mencoba-coba "menyelundupkan" air zamzam ke dalam tas bawaan mereka. Alasannya, otoritas penerbangan sipil Arab Saudi melarang air zam zam dibawa ke dalam pesawat lantaran berpotensi membahayakan penerbangan. "Kita imbau jamaah haji agar hal ini benar-benar dipatuhi," ujar Menag.

Lukman yang baru pertama kali meliat langsung proses pembongkaran barang jamaah haji merasa kasihan terhadap pemilik koper tersebut. Selain harus me nerima kopernya rusak lantaran dibongkar paksa, barang-barang yang sudah tertata rapi pun menjadi tak beraturan.

Menag menyatakan, pemerintah sudah berkali-kali menginformasikan agar jamaah tidak membawa air zamzam di da lam tas mereka. Informasi tersebut sudah disampaikan sejak di Tanah Air dan kembali diingatkan saat jamaah berada di Tanah Suci.

Muchlas Abdul Djalal (52 tahun), jamaah asal Kudus, Jawa Tengah, yang tergabung dalam kloter SOC 10 me ngatakan, dia dan jamaah lainnya sudah mengetahui adanya larangan membawa air zamzam ke dalam tas. Namun, jatah lima liter yang diberikan pemerintah dirasa tidak cukup untuk keperluan oleh-oleh di kampung halaman.

"Kan banyak keluarga, saudara, dan tetangga-tetangga berharap dapat air zamzam. Jadi, memang banyak yang berusaha membawa zamzam di luar yang dibagikan pemerintah," kata Muchlas.

Hampir senada dengan Muchlas, Helmi Manurung, jamaah asal Medan, Sumatra Utara, juga menyatakan wajar apabila jamaah mencoba membawa air zam zam ke dalam tas koper mereka. Selain untuk menambah oleh-oleh, air zamzam bisa digunakan untuk menjamu teman atau tamu yang datang ke rumahnya. "Ya, jelas kecewa kalau dibongkar-bongkar zam - zamnya, kanitu untuk kita suguhkan kalau ada tamu ke rumah," ujar Helmi.

Muchlas dan Helmi sama-sama menilai, jatah air zamzam 10 liter per jamaah bisa memenuhi keinginan jamaah membawa air zamzam dari Tanah Suci. "Jangan lima literlah, kalau 10 liter itu baru pas," kata Helmi. EH Ismail Dari Jeddah, Arab Saudi  ed: Andi Nur Aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement