Kamis 02 Oct 2014 12:00 WIB

Tim Kesehatan Arafah Andalkan Jejaring Medis

Red:

MAKKAH -- Tim Kesehatan Panitia Peenyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi yang bertugas di Arafah mengandalkan mekanisme Jejaring Medis Arafah Terpadu (Jemarat).

Kepala Seksi Tim Kesehatan Arafah dr Lucky Tjahjono menjelaskan, Jemarat merupakan mekanisme dan pola tata kerja pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada saat wukuf di Arafah pada musim haji tahun ini.

"Tujuannya, untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara petugas kesehatan kloter-maktab dengan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Arafah, keterpaduan pelayanan kesehatan di maktab, dan mempercepat response time," ujar Lucky kepada Media Center Haji (MCH) di Makkah, Selasa (30/9).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:ANTARA

Seorang petugas medis PPIH dari daerah kerja (daker) Madinah memeriksa kondisi kesehatan seorang jamaah calon haji yang dirawat di poliklinik Haji Indonesia di Madinah, Senin (4/11).

Strategi mekanisme Jemarat ini, kata Lucky, adalah pembentukan tiga regional di lokasi Arafah, yakni Tim Avata yang memberikan laporan kepada BPHI Arafah. Kedua, penguatan dan keterpaduan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) maktab yang terdiri atas beberapa kloter, koordinasi, dan komunikasi TKHI Regional dan BPHI. ''Serta, strategi ketiga adalah sosialisasi kepada seluruh TKHI kepada Jemarat.'' Katanya.

Mengenai pedoman kerja Jemarat, ia memberikan sejumlah imbauan kepada jamaah haji usia lanjut, risiko tinggi (risti), dan menderita penyakit kronis, seperti kencing manis, darah tinggi, asma, dan sejenisnya agar melaksanakan kegiatan ibadah di pemondokan (hotel) masing-masing pada H-2 hari tarwiyah (8 Dzulhijah), yakni 30 September dan 1 Oktober 2014.

Sementara, TKHI Kloter diminta melakukan visitasi kepada jamaah minimal dua kali per hari menjelang pelaksanaan Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). TKHI Kloter juga disarankan agar selalu mengingatkan dan mengontrol jamaah haji yang sakit untuk mengonsumsi obat. "Untuk jamaah dengan hemodialisa (cuci darah) rutin supaya daftar untuk disafariwukufkan," katanya.

Kepada para dokter di TKHI Kloter, ia mengingatkan untuk membawa obat-obatan emergency, seperti cairan infus, infuse set, atau surflow dan sejenisnya untuk jamaah kloter yang sakit atau membutuhkan selama di Armina. "Kemudian, selama di Armina, hendaknya dokter-dokter TKHI Kloter tetap memantau dan visitasi jamaah secara rutin setiap hari," tutur Lucky yang sudah 10 tahun ditugaskan sebagai dokter kloter maupun Tim Kesehatan di PPIH.

Ia juga mengingatkan dokter TKHI Kloter untuk menghubungi Tim Kesehatan Arafah jika terjadi kasus gawat darurat.  rep:zaky al hamzah ed: wachidah handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement